Tidak mengherankan bila di Kampung Dhani ini juga terdapat ruah khusus untuk babi yang disebut Wanay Honay. Â Masih di Tengah lapangan Kampung Dhani juga terdapat replika mui mirip dengan yang ada di dalam Rumah Kariwari. Â Ada penjelasan dalam tiga bahasa yaitu Indonesia Inggris dan Mandarin. Â Â
Salah seorang peserta yaitu Mas Agustinus Wibowo yang kebetulan bisa berbahasa Mandarin cukup terkejut dengan terjemahan informasi dalam bahasa mandarin ini, yaitu karena terjemahan pengasapan dijadikan merokok. Mungkin karena dalam bahasa inggrisnya ada proses smoking. Â
Pengasapan ini merupakan salah satu proses dalam pembuatan mumi di Papua. Kemungkinan papan informasi itu dibuat dengan menggunakan jasa Google Translator. Â
Di bagian Tengah halaman Kampung Dhani juga ada tempat untuk upacara Bakar Batu yang merupakan proses memasak dengan cara makanan dimasukkan ke dalam tumpukan batu yang kemudian dibakar.  Sementara di luar pagar Kampung Dhani juga ada  replika rumah pohon yang sempat kami lihat miniaturnya di dalam rumah Kariwari.  Rumah pohon ini merupakan tradisi salah satu suku di Papua yaitu Suku Korowai yang dibuat tinggi di atas pohon untuk menghindari gangguan hewan buas.
Selepas menikmati suasana di Kampung Dhani, tibalah waktunya untuk makan siang di kantin sekaligus mengakhiri kunjungan di Anjungan Papua siang ini. Sebuah kunjungan singkat yang penuh makna dan memperkaya pengalaman dan pengetahuan mengenai wilayah Indonesia di ujung timur Kepulauan Nusantara. Â Yuk mampir ke TMII dan sejenak menjenguk Anjungan Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H