Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kisah Pandawa Lima Pesawat Airbus A350

6 Agustus 2023   10:18 Diperbarui: 6 Agustus 2023   10:30 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paris Air Show: Dokpri

Pada saat ini ada dua jenis pesawat berbadan lebar yang menjadi primadona dan merajai udara di seluruh penjuru dunia, yaitu Boeing 787 "dreamliner"  buatan Amerika dan pesaingnya  dari Eropa yaitu Airbus dengan pesawat A350 XWB atau Extra Wide Body.  Yuk sekarang kita mengenal lebih jauh pesawat A350 ini, terutama pada rangkaian proses dan uji sebelum dinyatakan layak terbang dan melayani jutaan penumpang.

Interaksi langsung pertama saya dengan Pesawat A350 in terjadi pada 2013 di Le Bourget atau yang lebih dikenal dengan nama Paris Air Show. Pameran udara ini dimulai pertama kali pada 1909 dan diselenggarakan pada setiap tahun ganjil. Penyelenggaraan pada Juni 2013 lalu kebetulan adalah yang ke 50.  Dan menjadi sangat istimewa karena untuk pertama kalinya A350 tampil di luar kandangnya dari Toulouse dan kemudian  terbang ke Le Bourget hanya untuk memperlihatkan betapa cantiknya dia terbang. 

Paris Air Show: Dokpri
Paris Air Show: Dokpri

Saat itu, sekitar pukul 13.30 siang di Le Bourget, ketika pesawat A350 dengan no. seri MSN 1 itu mulai terbang rendah secara perlahan di atas landasan pacu bandara Le Bourget sementara puluhan ribu penonton dengan penuh rasa ingin tahu berdesakan di seluruh kawasan bandara. Pesawat hanya terbang tidak lama , terlihat logo Airbus dengan warna biru putih yang anggun dan pesawat kemudian pun terbang kembali dan hilang di balik awan.  Pertunjukan perdana ini disebut fly-by karena hanya terbang sekilas tanpa melakukan pendaratan di Le Bourget.

Interaksi kedua dan lebih berkesan adalah ketika pesawat A350 bertandang ke Singapore Air Show Februari 2014 lalu. Di sini, kita dapat lebih lama mengagumi keindahan karena selama dua hari pesawat ini dipamerkan di area static display.   Dan pada jam tertentu pesawat ini juga memukau penonton dengan melakukan pertunjukan terbang sekaligus mengumpulkan jam uji terbangnya.

Uniknya  pesawat paling baru buatan Airbus ini diparkir berdekatan dengan pesawat  Boeing 787 . Perbedaannya adalah A350 bukan lah pesawat yang sudah jadi dengan sempurna karena ia merupakan salah satu dari 5 pesawat yang pada saat itu tengah mengumpulkan sekitar 2500 jam terbang sebelum mendapatkan sertifikat baik dari EASA (European Aviation Safety Agency) maupun dari negara-negara lainnya.  Dan kebetulan pesawat yang dibawa untuk show off di Singapura ini adalah pesawat dengan MSN (Manufacturing Serial Number) 3. 

Sebelum pamer kecanggihan di negeri tetangga ini, pesawat MSN 3 yang pertama kali mulai uji terbang pada 14 Oktober 2013 dan terus mengumpulkan jam terbang, ternyata telah banyak diuji ke tempat dengan ketinggian dan cuaca yang ekstrem.  Pesawat ini merupakan pesawat yang kedua dalam uji terbang setelah MSN 1 tinggal landas pada 14 Juni 2013.

Pertama-tama, pesawat MSN 3 ini bersama dengan 40 orang test crew terbang non stop selama 13 jam menuju Bolivia. Tujuannya adalah untuk terbang di daerah dengan ketinggian yang ekstrem.  Di Bolivia ada dua bandara yaitu Cocachamba dengan ketinggian sekitar 8300 kaki atau 2500 meter dia atas permukaan laut dan La Paz, ibu kota Bolivia yang memiliki ketinggian 13 300 kaki atau sekitar 4050 meter. La Paz, merupakan salah satu  bandara dengan ketinggian paling tinggi di dunia. Pada ketinggian ekstrem ini ketersediaan oksigen hanyalah sekitar 62 persen dibandingkan dengan tempat yang ada di permukaan laut.

Uji selanjutnya adalah terhadap suhu udara yang sangat dingin yaitu di Iqaluit Canada dimana suhu di bulan Januari bisa mencapai minus 28 derajat Celsius.  Di sini dilakukan uji coba terhadap kinerja mesin dan APU (Auxiliarry Power Unit) setelah didiamkan cukup lama di udara dingin.  Dipantau bagaimana bagaimana pesawat bergerak di darat dalam kecepatan rendah (low speed taxi), dan bahkan rejected take-off atau tinggal landas yang sengaja dibatalkan.

Dan dalam perjalanan menuju ke Singapura, pesawat dengan MSN 3 ini juga sempat mampir di markas perusahaan penerbangan yang akan menjadi pelanggan pertama yang menerbangkan A350 XWB yaitu Qatar Airways di Doha.  Uji ketahanan terhadap udara yang sangat panas sendiri dimulai pada bulan Juni 2014 ketika musim panas mulai mendera negeri di padang pasir yang kaya minyak ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun