Negeri-negeri Timur Tengah memang spesial. Setelah Uni Emirat Arab yang memiliki dua maskapai Flag Carrie yaitu Emirates dan Etihad, kini, negeri terbesar di kawasan Teluk Saudi Arabia juga akan mempunyai maskapai penerbangan yang berfungsi sebagai Flag Carrier kedua untuk mendamping saudara tua Saudi Arabian Airlines atau Saudia yang memiliki kode IATA SV.
Maskapai baru ini telah lahir dan akan bermarkas di ibukota Arab Saudi, Riyadh, namanya pun diambil dari nama ibu kota negeri itu yaitu Riyadh Air atau Thoiron Arriyadh. Â Maskapai ini secara resmi telah terbentuk sejak 12Maret 2023 dengan pusat di Bandara Internasional King Khalid dan digadang-gadang akan mulai terbang secara komersial pada 2025 nanti.
Sama seperti saudara tuanya, Riyadh Air pun dimiliki oleh pemerintah Arab Saudi melalui Public Investment Fund atas insiatif putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Â Untuk menakhodai maskapai yang baru lahir ini ditunjuk Tony Douglas yang sudah banyak makan asam garam di dunia penerbangan karena sebelumnya pernah menjabat sebagai CEO Etihad Airways dari 2018-2022.Â
Walau rencananya baru akan beroperasi pada 2025, Riyadh Air saat ini sudah mempunyai satu pesawat B787-9 dengan livery yang sangat cantik  berwarna ungu dan sudah diperkenalkan di Paris Air Show pada Juni kemarin.  Tepat pada 19 Juni bulan lalu, Riyadh Air ikut meramaikan Paris Air Show dan mengudara di Le Bourget. Â
Walaupun merupakan maskapai baru, tetapi Riyadh Air bukan maskapai biasa. Menurut rencananya Riyadh Air akan merupakan maskapai full service yang akan bersaing dengan maskpai terbaik di Timur Tengah seperti Emirats dan Qatar Airways. Bahkan pada akhir dekade ini mempunyai ambisi untuk terbang ke sekitar 100 kota dan mengangkut lebih dari 100 Juta penumpang.Â
Sebagai Langkah pertama, Riyadh Air pun sudah memesan puluhan pesawat Dream liner 787-9 yaitu dengan confirmed order sebanyak 39 pesawat dan 33 lainnya optional order.  Didukung oleh keuangan yang solid dai negeri Arab Saudi yang kaya minyak, hal seperti ini bukannya hal yang mustahil. Apalagi dibawa  kepemimpinan Pangeran Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, Saudia memang banyak berubah dengan dibuka nya negeri ini lebar-lebar untuk pariwisata.Â
Bahkan menurut berbagai sumber, selain pesanan B787 di atas, masih ada lagi beberapa pesanan yang sedang dalam pertimbangan baik dengan Boeing maupun pesaingnya Airbus. Â Menurut rencana, pesawat-pesawat pesanan Riyadh Air ini akan diserahkan tepat pada waktunya sesai dengan jadwal mulai beroperasi pada 2025. Â Sementara pesawat yang sekarang digunakan untuk ekshibisi adalah pesawat dengan no seri N8472C yang sebenarnya dipesan oleh MIAT Mongolian Airlines.Â
Walaupun sudah sempat menyatakan ambisinya dengan terbang ke sekitar 100 kota dan memiliki target 100 juta penumpang pada dekade 2030-an, Riyadh Air masih belum menjelaskan secara rinci apakah akan langsung bersaing dengan mmaskapai yang sudah lebih dahulu menekuni perjalanan antar benua seperti Emirates dan Qatar, atau lebih fokus kepada penerbangan regional yang juga memiliki potensi sangat besar.
Namun yang jelas dengan dukungan keuangan yang sangat besar sejumlah lebih dari 650 Miliar Dollar dari pemerintah Arab Saudi, maskapai ini akan dengan leluasa menggunakannya untuk mewujudkan impiannya.
Nah mungkin saja dua atau tiga tahun lagi, Riyadh Air pun akan terbang ke Indonesia dan meramaikan persaingan baik untuk mengangkut Jemaah haji dan umrah atau juga wisatawan dari Indonesia ke Timur Tengah dan sebaliknya. Siapa tahu?Â
Yang jelas adalah dengan hadirnya maskapai nasional kedua di negeri ini akan memberikan kontribusi sekitar 20 Milyar Dollar GDP non minyak bumi setiap tahunnya dan memberikan lapangan pekerjaan kepada sekitar 200 ribu orang dari seluruh dunia. Bahkan menurut website maskapai yang masih gres ini sudah ada lebih dari 300 ribu pelamar dari sekitar 182 negara di seluruh pelosok dunia. Â Wah sangat mengesankan sekali. Â Dan Riyadh Air juga sudah resmi memeroleh dua letter code dari IATA (Internationa Air Transport Association) yaitu RX. Â
Namun masih ada satu pertanyaan yang cukup menggelitik adalah kebijakan Riyadh Air mengenai minuman beralkohol nantinya. Sebagaimana diketahui, bahwa Saudia Arabian Airlines adalah merupakan salah satu dari beberapa maskapai yang tidak menyediakan minuman beralkohol selama penerbangan. Apakah Riyadh Air akan berani merubah tradisi ini?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H