Yang paling unik mengenai kontroversi asal muasal laksa adalah salah satu pernyataan Menteri Pariwisata Malaysia Datuk Seri Ng Yen Yen pada 2009 lalu. Â Datuk Ng pernah menyatakan bahwa Nasi Lemak, Laksa dan Ba Kut Teh adalah makanan asli Malaysia. Â Sontak pernyataan ini mendapat tanggapan serius dari negeri tetangga Singapura yang juga merasa memiliki atau mewarisi kuliner serupa.
Ah rasanya capek juga kalau kita meladeni klaim Malaysia soal makanan, tarian atau warisan budaya yang dianggap milik Malaysia. Lalu dari mana asalnya laksa?  Dari mana kah  asal kata laksa itu sendiri. Salah seorang teman saya yang kebetulan berasal dari Malaysia sering bergurau jika Laksa dibalik bukannya tumpah melainkan menjadi Salak. Â
Konon tidak juga ada kesepakatan bersama mengenai asal kata Laksa secara etimologis. Sebagian berpendapat bahwa kata ini berasal dari bahasa Persia kuno yang berarti licin sesuai dengan tekstur mie atau bihunnya yang licin. Ada yang berpendapat bahwa laksa berasal dari bahasa Sanskrit atau Sanskerta yang berarti banyak atau seratus ribu atau sepuluh ribu yang melambangkan rasanya yang ramai alias banyak.  Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa laksa berasal dari bahasa Kanton let sa yang berarti pasir pedas karena mengacu kepada bumbu udang keringnya yang serasa bagaikan pasir yang pedas  Serta masih ada lagi yang berpendapat bahwa kata laksa berasal dari bahasa Hokkien lup sup yang berarti kotor.
Lalu mana yang benar? Tentu saja sulit untuk membuktikannya. Namun salah satu fakta yang sudah gamblang kita lihat adalah bahwa kuliner laksa ini tersebar di berbagai kawasan dan negara di Asia Tenggara baik Indonesia, Singapura dan Malaysia serta sebagian Thailand Selatan di mana terdapat kaum yang disebut sebagai The Straight Chinese atau kaum peranakan. Â Akan lebih bijak kalau kita berkesimpulan bahwa makanan ini bukan berasal dari mana-mana melainkan hasil akulturasi budaya antara makanan yang dibawa oleh kaum perantau dan kuliner lokal di Nusantara sendiri. Karena itu pula laksa menghasilkan banyak varian yang berbeda-beda di setiap tempat. Ada Laksa Penang, Sawarak, Medan Singapura, Betawi, Bogor Tangerang dan masih banyak lagi.
Kembali ke laksa Pak Inin di Cijeruk ini. Rasanya memang tetap enak dan membuat banyak pengunjung yang ketagihan. Pada kesempatan ini, selesai makan, Mas Rahab juga sempat memberikan hadiah buat misteri Guest yaitu peserta yang berasal dari Hongaria yang kebetulan sedang pulang kampung ke Indonesia, yaitu Mbak Indah Noing. Mas Nadus, sebagai anggota yang juga baru pertama kali ikut acara KPK juga mendapat hadiah.
Perjalanan KPK bersama Click belum selesai. Kami kemudian naik angkot menuju ke Stasiun Batu Tulis.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H