Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Taman Nan Cantik di Bawah Tol Becakayu di Bekasi

4 Juni 2023   13:39 Diperbarui: 6 Juni 2023   14:01 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halte yang kesepian: Dokpri

Jalan Raya Kali Malang atau Jalan KH Noor Ali merupakan salah satu jalan utama di Kota Bekasi yang membentang jauh sampai ke Jakarta Timur.   Sebuah Jalan yang kadang agak sulit untuk mencari alamat karena banyaknya tempat yang memiliki no 1.   Mungkin karena dahulu dibangun terlebih dahulu maka memberikan nomor 1 kepada bangunan miliknya.

Dari perempatan dengan Jalan Ahmad Yani, saya berjalan menyusuri kaki lima yang lumayan nyaman selepas BCP atau Bekasi Cyber Park yang dukunya disebut Hero Mal karena di sini ada Pasar Swalayan Hero.  

Pada masanya ini adalah mal pertama di Kota Bekasi yang dulu masih berstatus Kota Administratif dalam Kabupaten Bekasi sebelum menjadi kota pada tahun 1996.   

Kota ini memang masih sangat muda usianya baru sekitar seperempat abad saja. Namun perkembangannya memang sangat luar biasa sehingga sepanjang Kalimalang saja sudah bertumpuk pembangunan infrastruktur.   Sementara di seberang sana terdapat Metropolitan Mal Bekasi, yang juga merupakan mal yang dibangun beberapa tahun setelah Mal BCP ini.

Saya kemudian berjalan terus menuju ke arah Jakarta. Kaki lima lumayan ramai dengan anak-anak dan penduduk sekitar yang bermain dan juga berolahraga atau sekedar berduduk santai. 

Ada beberapa pengemudi Ojol yang sedang beristirahat dan juga ada banyak pedagang kaki lima yang sekedar berjualan di sini. Saya sempat mampir untuk membeli bubur kacang hijau campur ketan hitam. Harganya satu mangkuk cukup 6 ribu rupiah saja.  :Lebih murah dibandingkan di warung, apa lagi dengan makanan di gerai di dalam mal. 

Perjalanan di sepanjang Kali Malang terus berlanjut, melewati Rumah Sakit yang namanya keren yaitu Primaya Hospital.   Dulu rumah sakit ini Bernama Awal Bros dan sejak beberapa tahun terakhir ini berganti nama menjadi Primaya Hospital.   

Walau memiliki kaki lima yang cukup lebar, namun hampir tidak ada orang atau penduduk sekitar yang berjalan kaki di kawasan ini.   

Dan terdapat deretan ruko berlantai tiga dengan segala kegiatan komersial baik rumah makan, toko, bank, ataupun mini market.   Saya kemudian sempat mampir ke salah satu mini market untuk sekedar membeli makanan kecil dan minuman.   Tujuannya untuk sekedar memberi tambahan energi karena jalan Kali Malang masih lumayan panjang. 

Zebra Cross & Lampu: Dokpri
Zebra Cross & Lampu: Dokpri

Lalu lintas di sepanjang jalan cukup ramai. Di sisi ini semuanya satu arah menuju ke Bekasi, sementara arah lalu lintas menuju ke Jakarta berada di seberang Kali Malang.  Di tengah jalan, tepat di atas sungai terdapat tiang-tiang besar Jalan Tol Becakayu. 

Jalan Tol yang sudah dibangun sejak zaman Orde Baru namun baru selesai lebih 25 tahun kemudian walau panjangnya hanya sekitar 20 kilometer saja.   Salah satu jalan tol yang sempat mangkrak karena krisis moneter dan ekonomi serta gejolak politik yang terjadi di Asia Tenggara dan Indonesia.

Namun ada sesuatu yang baru di Jalan Raya Kali Malang ini, ada sebuah lampu lalu intas untuk menyeberang ke median jalan di tepi sungai.  Untuk menyeberang jalan kita hanya perlu memencet sebuah tombol. Bahkan jalan ini juga dilengkap dengan zebra cross yang memberikan rasa aman bagi pejalan kaki.   

Maklum lalu lintas di kawasan ini cukup ramai dan semuanya berjalan dengan kecepatan cukup tinggi. Sehingga cukup tidak aman untuk menyeberang di sembarang tempat.

Meja kursi dan mural: Dokpri
Meja kursi dan mural: Dokpri

Tidak sampai satu menit setelah saya memencet bel, lampu hijau menyala untuk pejalan kaki dan lampu merah menyala untuk kendaraan. Saya segera menyeberang dengan santai. Namun hanya satu atau dua kendaraan yang berhenti sementara masih banyak motor dan mobil yang tetap tancap gas walau lampu merah menyala dan melihat ada orang yang menyeberang. Jadi walau lampu buat pejalan kaki sudah hijau, kita tetap harus ekstra hati-hati. 

Namun apa boleh buat, budaya berlalu lintas di negeri ini memang masih seperti ini.  Sementara kalau di negeri tetangga misalnya saja di Brunei Darussalam atau Singapura, pengemudi sekan-akan takut kalau melihat ada pejalan kaki akan menyeberang dan  mereka selalu akan mendahulukan pejalan kaki.  Kalau di Kalimalang ini, pengemudi seakan-akan dikejar oleh bayang-banyang sehingga walau lampu merah, tetap saja diterabas dengan garang.

Tiang dan Mural: Dokpri
Tiang dan Mural: Dokpri

Di tengah median jalan yang tepat berada di bawah jalan tol becak ayu ini, rupanya pemerintah kota Bekasi baru saja membangun beberapa fasilitas umum yang lumayan cantik. Ada beberapa meja kursi untuk bersantai sambil menikmati indahnya pemandangan di Kali Malang. Juga tiang-tiang beton yang besar penyanggah jalan tol diberi hiasan mural yang cantik.   Boleh juga sekedar bersantai duduk di sini untuk melepas lelah.

Tidak terasa saya kemudian tiba di lampu merah yang menuju ke jembatan Grand Kemala Lagoon.  Terlihat beberapa menara apartemen yang menjulang tinggi di seberang jalan tol.  Juga di tepian Kali Malang ada juga beberapa menara apartemen yang sudah beberapa tahun tidak selesai alias mangkrak.   Ini mengingatkan saya akan adanya beberapa proyek apartemen di sepanjang Kali Malang yang juga tidak selesai.

Taman di bawah Tol: Dokpri
Taman di bawah Tol: Dokpri

Belok kiri di sini dengan menyeberang jalan mengikuti lampu lalu lintas saya kemudian berjalan di atas jembatan yang ada di atas Jalan Tol Jakarta Cikampek.   Di sini ada tiga set jembatan yang melintas megah di atas. 

Yang pertama adalah jembatan LRT Jabodebek yang menghubungkan Bekasi Timur dan Cawang, Lalu teapat di tengah Jalan Tol ada jalan tol layang MBZ atau Mohammed bin Zayed yang membentang jauh hingga ke kilometer 47 di kawasan Karawang.  Dan yang satu lagi, yang paling dekat dengan kompleks apartemen dan mal Grand Kemala Lagoon adalah jembatan Kereta Cepat Jakarta Bandung.   

Kebetulan baik LRT dan Kereta Cepat sekarang dalam tahap akhir pengerjaan dan diperkirakan akan diresmikan pada Agustus 2023 ini..   Di sini pula sesekali saya melihat deretan gerbong LRT yang berjalan baik menuju Bekasi Timur maupun Cawang.  

Halte yang kesepian: Dokpri
Halte yang kesepian: Dokpri

Saya kemudian sampai di depan mal Grand Kemala Lagoon. Di sini ada sebuah halte bus Trans Patriot, yaiu angkutan masal versi Bekasi. Busnya sendiri sering terlihat di jalan Ahmad Yani ataupun di Jalan Juanda sekitar Stasiun Bekasi.  

Namun jarng sekali saya lihat ada penumpangnya.   Namun ada yang aneh dengan halte bus di depan mal ini, karena walaupun ada haltenya, tetapi tidak pernah ada bus yang lewat ataupun singgah.  Halte ini bahkan menjadi titip penjemputan bagi pengguna ojol atau taksi daring.  

Demikian sekilas mengenai cerita jalan-jalan di Bekasi, terutama di sepanjang Kali Malang yang berubah dengan cepat seiring dengan perjalanan waktu. Juga cerita tentang lampu lalu pintas untuk pejalan kaki. Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun