Menyusup di bawah akar,
 Rajo adil raji disembah.
 Rajo zalim rajo disanggah,"
Saya kembali ke halaman tengah yang luas. Selain rerumputan hijau, tanaman dan pohon-pohon hias serta kursi-kursi batu, di sini dipajang puluhan Meriam yang berjejer rapi. Konon ada 72 meriam di halaman ini walau saya tidak sempat menghitungnya.Â
Saya kembali memasuki ruang pamer d sisi yang lain Di sini dijelaskan sekilas mengenai sejarah masuknya Inggris ke Bengkulu melalui perjanjian dengan Kerajaan  Selebar yang ditandatangani pada 12 Juli 1685.  Melalui perjanjian ini, Inggris mendapatkan legalitas untuk mendirikan benteng di Bengkulu. Dan Inggris pun bercokol hingga 140 tahun sampai akhirnya Belanda mulai berkuasa di Inggris.
Di sini juga terdapat diorama Bung Karno dan Residen Belanda C.E Meier yang sedang berdialog di Fort Marlborough. Â Bung Karno diminta oleh pemerintah Hindia Belanda untuk merancang tugu untuk mengenang penyerangan Jerman ke Belanda. Namun permintaan ini ditolak Bung Karno dengan halus dengan menyusu tiga buah batu yang bertumpuk .
Kembali ke halaman tengah dan menuju ke arah lain, terdapat pintu yang bertuliskan Kantor East India Company.  Kalu kita berjalan terus akan melewati jembatan dan menuju ke halaman luar benteng di sisi yang berlawanan dengan tempat  kita masuk tadi. Ternyata ini adalah pintu  benteng ini yang lokasinya lebih dekat dengan pantai Samudera Hindia.Â
Saya juga sempat naik ke salah satu sudut benteng yang berbentuk bastion atau selekoh. Kalau dilihat dari atas secara umum benteng ini memang berbentuk kura-kura dan bastion ini lah yang menjadi kaki kura-kura. Bastion ini pula yang menjadi pusat pertahanan dan di atasnya juga terdapat beberapa Meriam.  Dari atas bastion ini, saya dapat melihat dengan leluas ke jembatan dan juga samudera Hindia serta kerumunan orang yang ada di atas bastion lainnya.