Melewati pintu gerbang kita akan sampai ke sebuah halaman dan ternyata disambut lagi oleh tiga buah makam yang terbuat dari batu.  Di dinding ada tulisan nama-nama pemilik makam yaitu Charles Murray yang meninggal pada 7 Januari 1808, Residen Thomas Parr yang meninggal pada  23 Desember 1807 dan Robert Hamilton yang meninggal pada 15 Desember 1793. Â
Ketika memasuki benteng ini, baru saya tahu bahwa Thomas Parr adalah Residen Inggris di Bengkulu yang meninggal karena dibunuh orang tak dikenal pada peristiwa Mount Felix pada 23 Desember 1807. Sementara Charles Murray adalah pengawalnya yang juga turut terluka dan baru meninggal pada Januari 1808. Â Sementara Robert Hamilton adalah prajurit angkatan laut inggris yang juga terbunuh saat konflik dengan masyarakat lokal pada 1793.
Sehabis deretan makam ini adalah parit kedua dan jembatan untuk masuk ke bangunan utama benteng. Di atas pintu yang atapnya juga melengkung tertulis nama benteng yaitu Fort Marlborough. Â Memasuki pusat benteng, terdapat halaman dalam yang luas dan di kelilingi oleh bangunan-bangunan yang dulunya pernah digunakan sebagai perkantoran, Gudang senjata, Gudang rempah-rempah dan juga tahanan.Â
Sekarang sebagian ruangan tersebut dijadikan sebagai museum dimana kita dapat melihat dan mempelajari kembali sekelumit sejarah Bengkulu melalui Benteng ini. Â Menurut sejarah Inggris sendiri sudah masuk ke Bengkulu sejak akhir abad ke 17 yaitu sekitar tahun 1685. Ketika itu di Bengkulu terdapat berbagai kerajaan kecil yang sebagian diklaim sebagai wilayah Banten. Bengkulu sudah terkenal sebagai penghasil rempah-rempah , terutama lada . Â Â
Inggris kemudian mendirikan Benteng York yang ternyata seiring dengan berjalannya waktu tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan kegiatan mereka di Bengkulu dan akhirnya dpada tahun 1712 dimulai pembangunan Fort Malrborough ini. Â Nah di sini kita dapat melihat kilasan sejarah benteng Marlborough yang menjadi pusat administrasi kolonial Inggris sejak 1714 hingga 1824, ketika Bengkulu diserahkan ke Belanda dan ditukar dengan Malaka dan Singapura.
Pada salah satu display tertulis bahwa rakyat Bengkulu pun sudah beberapa kali melakukan perlawanan terhadap inggris seperti penyerangan terhadap benteng pada Maret 1719 ketika benteng ini dibakar habis. Selain itu juga dicatat peristiwa Mount Felix yang menewaskan Residen Thomas Parr pada 1807. Â Yang menarik juga adalah kutipan kata-kata yang penuh semangat perjuangan rakyat Bengkulu :
"Pisau bengkok makan sarung,
 Daripado idup becermin,
 lebih baik mati berkalang tanah.
Idak ilang biso ular,