Kami juga diajak mampir ke pelataran luas di masjid Istiqlal dan dari sini bisa melihat menara Gereja Katedral di kejauhan. Â Lokasi masjid dan gereja yang berdekatan ini melambangkan toleransi beragama di Indonesia. Â Di sini juga kita bisa mengagumi keindahan menara masjid yang hanya ada satu dan memiliki tinggi 6.666 centimeter atau 66,66 meter yang melambangkan jumlah ayat dalam Al-Quran.Â
Selepas salat Ashar, kunjungan dilanjutkan ke Gereja Katedral dan rombongan diterima oleh Bu Lili dan Mas Greg yang merupakan pemandu wisata di Museum Katedral. Â Dalam kunjungan ini kami mendapatkan penjelasan singkat mengenai sejarah gereja Katolik paling megah di Jakarta yang selesai dibangun pada 1901. Â
Ternyata terungkap juga sejarah masuknya agama Katolik yang pada awalnya merupakan Gerakan bawah tanah karena sempat dilarang oleh pemerintah Belanda dan VOC. Baru pada awal abad ke XIX penyebaran agama Katolik menjadi legal dan gereja ini pun mulai dibangun walau bukan di tempat yang sekarang ini.
Kami kemudian juga masuk ke berbagai ruangan dan melihat benda-benda bersejarah, termasuk sebuah buku catatan pembaptisan dan perkawinan umat Katolik di Batavia dari awal abad ke XIX. Â Juga ada sebuah patung Bunda Maria Segala Suku yang melambangkan kebinekaan yang ada di Nusantara.
Dari museum, kunjungan berlanjut ke dalam gedung katedral. Di sini ada sebuah orgel tua yang berasal dari awal abad ke XX dan juga sebuah orgel baru yang ada pada sekitar tahun 1988. Juga kita bisa melihat tangga menuju ke menara katedral, lukisan keramik yang ada di dinding serta mimbar tempat kotbah yang sangat indah.