Yang unik adalah altar dengan dinding yang terbuat dari batu candi dan juga banyak hiasan dan ukiran khas Jawa serta patung Yesus dan malaikat yang bentuknya mengadaptasi seni dan budaya Jawa.
Kalau diperhatikan dari dekat relief pada altar ini menggambarkan pepohonan lengkap dengan bunga-bunga dan tiga ekor burung serta dua ekor rusa yang sedang minum di sungai. Juga ada dua patung malaikat yang sedang menyembah dan berbusana Jawa.
Saya kemudian melewati gedung bertingkat dua yang di depannya ada sebuah spanduk warna ungu dengan tulisan: "Tinggal dalam Kristus Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam Ciptaan," di atasnya ada tulisan "Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Semarang,"Â
Saya terus berjalan dan kemudian bertemu dengan sebuah papan yang berisi anjuran buat pengunjung/peziarah Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Seperti tidak makan minum, menjaga ketenangan dan juga tidak naik ke candi sewaktu ada peribadatan. Di sini akhirnya pertanyaan saya mengenai singkatan HKTY langsung terjawab.
Sebuah lapangan yang luas menyambut dan disekelilingnya ada pohon-pojon yang lumayan tinggi. Di sudut paling kanan ada lagi sebuah pendopo yang di dalamnya ada patung dan ada beberapa orang yang sedang duduk bersimpuh dan berdoa.Â
Setelah saya dekati ternyata patung seorang perempuan yang sedang menggendong seorang anak. Kemungkinan besar merupakan patung Bunda Maria yang sedang menggendong Yesus.
Di sepanjang sisi sebelah kanan lapangan ini kemudian berjejer relief tentang perjalanan Yesus dari sejak dihukum mati, memanggil salib dan kemudian wafat di kayu salib hingga ke kemudian dimakamkan.
Setiap relief memiliki keterangan dalam bahasa Indonesia, Jawa, Jawa dan Inggris. Sekilas melihat relief ini kita merasa sedang berada di sebuah candi dibandingkan dengak sebuah temoat ibadah Katolik.