Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Malioboro yang Tidak Ada Duanya dan Selalu Bikin Kangen

14 Maret 2023   08:28 Diperbarui: 14 Maret 2023   08:53 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa saya dan kebanyakan pengunjung sangat suka dengan Malioboro adalah karena nama jalan ini. Nama jalan ini sangat khas karena dengan menyebut nama Malioboro, kita sudah tahu bahwa itu ada di Yogya. Bandingkan dengan nama Jalan Sudirman atau Thamrin atau A. Yani yang ada di hampir semua kota di Indonesia.

Masih di sudut Malioboro, ada juga gerai penyewaan sepeda skuter dan motor listrik yang sekarang lagi trendi.  Sebenarnya pemakaian skuter atau sepeda listrik dilarang di kaki lima sepanjang Malioboro yang nyaman dan ramai. Tapi setiap malam ketika jalan Malioboro ditutup untuk kendaraan roda empat, maka banyak skuter dan sepeda listrik yang lalu Lalang di jalan ini.

Skuter: Dokpri
Skuter: Dokpri

Selain itu, yang membuat Malioboro berbeda adalah tempat ini sangat nyaman untuk berjalan kaki dan bersantai.  Dan tentu saja untuk berbelanja. Dari zaman dahulu ketika kaki limanya masih tepat berada di depan toko hingga saat ini ketika ada Teras Malioboro 1 dan 2.  Selain itu di sini pula terdapat banyak tempat yang langsung mengingatkan kita tentang Yogya. Ada Stasiun Tugu dan juga ada Benteng Vredeburg, Gedung Agung, hingga Titik Nol Kilometer. Juga ada kampung Cina dan tentu saja bangunan tua yang tetap menarik.

Salah satu tujuan kami ke Malioboro malam itu adalah untuk sekedar bersantai dan menikmati kuliner khas Yogya, yaitu wedang ronde yang ada di kaki lima di Jalan Suryatmajan  Selain ronde di sini juga ada ketoprak dan juga salah satu penjual lunpia favorit saya. 

Ronde: Dokpri
Ronde: Dokpri

Sambil menikmati ronde yang terdiri dari potongan roti kecil-kecil berbentuk segi empat, kolang-kaling, dan kacang serta ronde si kacang serta kuah hangat beraroma jahe, saya sempat bertanya kepada mbak penjual ronde kapan gerai lunpia di seberang tutup. 

"Biasanya tutup jam 10 malam, tetapi hari ini tutup karena memang lunpia di sini tutup setiap Senin," jawab Mbak penjual ronde dengan santai sambil menambahkan kalau lunpia baru buka besok pagi jam 10. 

Wah akhirnya saya ingat bahwa banyak kuliner khas di berbagai daerah yang memang tutup di hari-hari tertentu. Saya ingat misalnya Cakwe Koh Atek di Pasar Baru yang tutup setiap Senin dan juga Batagor Kingsley di Bandung yang tutup setiap Kamis. 

Karena masih ingin tetap mencicipi lunpia pada malam itu, akhirnya kami mampir ke warung lunpia yang ada tidak jauh dari Hotel Mutiara. Kali ini Namanya Lunpia Samijaya.  Lunpia ini juga cukup terkenal di sepanjang Malioboro dan nama Samijaya sendiri mengingatkan saya akan sebuah toko serba ada jadoel yang dulu pernah ada di Malioboro. Sayang toko ini sudah almarhum sejak lama. 

lunpia: Dokpri
lunpia: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun