Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sekali Dayung Empat Pulau Terlewati oleh Wellington Cable Car

15 Februari 2023   08:36 Diperbarui: 15 Februari 2023   08:42 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengharagaan yang diperoleh museum: Dokpri

Di sini ktita bisa menyaksikan roda besar yang dulu digunakan sejak Cable Car ini mulai dioperasikan tahun 1902 hingga 1978.   Juga dipamerkan beberapa set gerbong yang dulu digunakan.  

Salah satu yang menarik dinamakan Relentless Red Rattler yang digunakan pada 1950 hingga 1970-an.  Di namakan Red Rattler karena suara berderit yang ditimbulkan ketika mendaki dan menurun rel seta melewati terowongan-terowongan.

Pengharagaan yang diperoleh museum: Dokpri
Pengharagaan yang diperoleh museum: Dokpri

Di sini juga kita dapat melihat sekilas sejarah Wellington Cable Car sejak mulai dibangun pada 1899 dan pertama kali dioperasikan pada 22 Februari 1902 hingga saat ini.  Sebenarnya istilah Cable Car sendiri agak rancu, karena sebenarnya Wellington Cable Car ini mengingatkan saya akan Hong Kong Peak Tram dan juga Penang Tram, dan bukan Cable Car yang tergantung seperti di Pulau Sentosa di Singapura.

Setelah mampir ke museum, kita kembali sejenak dapat menikmati pemandangan kota Wellington dan mampir ke Kebun Raya atau Wellington Botanic Garden.   Kebun raya yang cantik ini ternyata memiliki luas sekitar 25 hektar dan sudah berusia hampir satu setengah abad.  Banyak tanaman, bunga, pohon yang unik dan cantik yang berasal baik dari Selandia Baru maupun seluruh dunia di Kebun Raya ini. 

Carter Obesrvatory: Dokpri
Carter Obesrvatory: Dokpri

Berhubung tidak punya waktu banyak untuk berkeliling kebun raya, saya akhirnya tertarik dengan sebuah gedung yang Bernama Carter Observatory.  Ternyata gedung yang sekilas mirip teropong bintang Boscha di Lembang ini memang merupakan sebuah planetarium atau teropong bintang.  Bentuknya bundar dengan atap berbentuk kubah yang cantik.

Show di Planetarium: Dokpri
Show di Planetarium: Dokpri

"Dedicated to the memory of Charles Rooking Carter (1822-1896) Through whose generosity the erection of this building was made possible." Di salah satu sudut gedung ini terdapat sebuah plakat atau prasasti yang menjelaskan mengapa gedung ini dinamakan Carter Observatory.  Pada tahun 2015, nama planetarium ini direbranding dengan sebutan Space Place at Carter Observatory.

Saya terus berjalan di kawasan ini dengan santai sambil sesekali melihat gerbong cable car yang datang dan pergi dengan latar belakang suasana kota Wellington.  Dan kemudian saya berjumpa dengan sebuah tugu atau monumen yang menggambarkan sekumpulan lelaki yang sedang memperebutkan sebuah bola.  Seorang di antara nya berdiri di paling atas dengan tangan kanan memegang bola yang berbentuk pipih.

Monumen Rugbi: Dokpri
Monumen Rugbi: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun