Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Serangan Umum Surakarta dan Pohon Sukun di Gedung Djoeang 45 Solo

8 Februari 2023   10:57 Diperbarui: 8 Februari 2023   10:59 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah memesan dan membayar es krim kami masuk ke ruangan di sebelah kanan. Di sini kita boleh memilih rasa es krim yang kita suka dan setelah itu baru masuk ke ruangan lain di dalamnya.  Di dinding ruangan inilah kita bisa belajar kembali sejarah perjuangan di kota Solo pada saat masa mempertahankan kemerdekaan yang disebut dengan Serangan Umum Surakarta yang terjadi pada 7-10 Agustus 1949.  

Dan di sini pula dengan mudah kita dapat memperhatikan minat pengunjung.  Yang berminat berfoto-foto akan segera mulai berfoto dengan banyaknya aksesoris yang menarik di ruangan ini. Yang  punya minat belajar atau mengetahui sejarah tentunya lebih berminat membaca ringkasan sejarah tentang kisah serangan umum Surakarta ini.

Serangann Umum Surakarta: Dokpri
Serangann Umum Surakarta: Dokpri

Sambil menikmati es krim, saya membaca dan mempelajari Sejarah perjuangan serangan Umum Surakarta yang membuktikan bahwa para pemuda dan pejuang di Surakarta pun memberikan banyak sumbangsih untuk mempertahankan kemerdekaan sehingga akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan itu pada 27 Desember 1949. 

Selain itu, saya juga mempunyai gambaran lebih jelas mengenai sosok Selamet Riyadi yang Namanya diabadikan menjadi jalan utama yang paling terkenal di kota Solo ini.  Nama Selamet Riyadi sebagai nama jalan memang sudah sangat terkenal walau mungkin saja kita kurang mengenal sejarahnya. Dengan mampir ke Gedung Djoang 45 ini, setidaknya kita akan lebih mengenal sosok beliau dan tokoh-tokoh lain yang tidak kalah penting dan berjasa.

Salah satu sudut halaman tengah: Dokpri
Salah satu sudut halaman tengah: Dokpri

Setelah selesai sekedar belajar sejarah yang mungkin belum pernah diajarkan di sekolah di luar Solo, saya melanjutkan jelajah ke ruangan terbuka atau halaman tengah gedung Joeang 45 yang tadi sempat diintip sekilas dari luar.  Di sinilah letak keindahan sesungguhnya yang dimiliki gedung bersejarah ini.

Oh yah ternyata Gedung Djoeang ini dibangun sejak zaman Belanda pada akhir abad ke XIX dan pernah digunakan sebagai asrama dan kantin untuk orang Belanda. Tidak mengherankan jika jalan di depan gedung ini pun Bernama Kantine Straat seperta nama restoran yang ada di berangda gedung.  

Lampion warna-warni: Dokpri
Lampion warna-warni: Dokpri

Di halaman tengah yang terbuka ini, ada banyak kursi untuk bersantai dengan dekorasi taman yang cantik.  Di ujung taman ada fasilitas toilet untuk perempuan di di ujung lain untuk lelaki.  Ada juga tangga untuk naik ke lantai atas gedung yang sayangnya di tutup dengan alasan keselamatan. Lantai dua bangunan juga masih ditutup dan tidak dibuka untuk umum.

Di sekitar taman terbuka juga ada banyak meja kursi untuk menikmati makanan atau minuman yang kita pesan di restoran atau gerai makanan di sini.   Bagian atas taman dihiasi oleh lampion berbentuk bola warna merah putih kuning dan ungu. Sebagian meja kursi ini juga diletakkan dalam gazebo taman yang cantik beratapkan pepohonan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun