Jalan Taman Kebon Sirih cukup nyaman. Lalu lintas di sini cukup sepi demikian juga dengan pejalan kaki. Di tepian sungai banyak pedagang kaki lima yang menjual makanan. Â Di sebelah kanan banyak rumah-rumah tua yang besar dengan tanah yang luas namun dalam kondisi kurang terawat. Â Bahkan ada sebuah spanduk besar yang menyatakan ada sebuah rumah yang dijual dengan hanya menghitung tanahnya saja. "Dijual rumah hitung tanah luas 229m + 83 M," demikian tulisan pada spanduk tersebut.
Di sini juga ada sebuah rumah atau bangunan tua bertingkat dua yang tampak cantik tetapi sudah dalam kondisi mengenaskan karena mungkin dibiarkan kosong dalam waktu yang lama. Di sebelah bangunan ini juga ada rumah tua dengan tulisan Mess Bank Indonesia Jl Taman Kebon Sirih. Mungkin mess ini juga sudah kosong, namun kurang dapat dipastikan karena pagarnya agak tinggi dan ditutup plastik warna biru.
Saya terus berjalan hingga ke persimpangan dengan Jalan Taman Kebon Sirih II. Â Di sebelah kiri ada jembatan yang menghubungkan ke Jalan Kebon Sirih. Â Di sini ada sebuah papan dengan warna dasar hijau bertuliskan huruf putih: "Kali Cideng (Percontohan) Kec Tanah Abang." Â Mungkin Kali Cideng ini menjadi kali percontohan sehingga kondisinya lumayan bersih dibandingkan sungai lain di Jakarta?
Saya kemudian belok ke Taman Kebon Sirih II dan melihat banyak pedagang makanan kaki lima di sini. Ada sate, rujak, bakmi, kelapa muda dan sudah lumayan ramai yang membeli. Â Waktu mendekati sekitar pukul 10.45. Â Dan di jalan ini juga ada sebuah kantor proyek site office untuk MRT Jakarta Tahap II.
Sedikit lagi, saya akan tiba di tujuan. Dan berakhirlah jalan-jalan santai di tengah kota Jakarta dari Tanah Abang ke Kebon Sirih. Â Sampai jumpa di jalan-jalan santai berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H