Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Yuk Jalan Kaki dari Stasiun Tanah Abang sampai ke Kebon Sirih

7 Februari 2023   11:47 Diperbarui: 7 Februari 2023   11:55 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pepatah: Dokpri
Pepatah: Dokpri

Dari sekolah ini saya berjalan di kaki lima yang lumayan lebar, mungkin sekitar 2 meter dengan penanda garis kuning untuk kaum tuna Netra, Dan patok-patok hitam agar kendaraan bermotor tidak lewat di sini. Penanda berwarna kuning ini disebut dengan istilah guding block dan merupakan petunjuk khusus untuk kaum tuna Netra agar dapat berjalan secara mandiri.

Kaki Lima: Dokpri
Kaki Lima: Dokpri

Saya lemparkan pandangan ke seberang jalan. Di sana ada sebuah panti asuhan atau yang Bernama Pondok Yatim dan Dhuafa.  Sangat unik dengan dominasi warna hijau.  Di bawah papan nama dan alamat, juga ada nomor rekening berbagai bank sebagai informasi bagi calon penyumbang dana. 

Panti Asuhan: Dokpri
Panti Asuhan: Dokpri

"Ya Allah, Berkatilah kami di bulan Rajab dan Syaban dan sampaikanlah umur kami bertemu Bulan Ramadhan," sebuah doa juga tampil di papan besar yang juga dilengkapi nomor rekening bank. Lengkap dengan gambar seorang anak lelaki memakai peci sedang menengadahkan kedua tangan seakan-akan sedang berdoa.

Tiak jauh dari pondok Yatim, ini terdapat juga sebuah Apotek yang lumayan terkenal karena buka hingga tengah malam. Apotek ini didominasi oleh warna kuning genting alias oranye yang menyala.

Saya kemudian sampai di perempatan jalan yang dilengkapi dengan rambu lalu lintas dengan warna dasar hijau dan tulisan warna putih.  Kalau lurus ke arah Thamrin dan Tugu Tani lewat jalan Kebon Sirih,  belok kanan ke arah Pejompongan dan Sudirman lewat Jalan Fachrudin, sementara kalau ke kiri menuju ke Harmoni dan Batavia lewat jalan Abdul Muis.  Yang menarik adalah tulisan Batavia yang berwarna cokelat yang menandakan bahwa Batavia adalah tempat wisata.  Ah saya akhirnya ingat kalau Batavia ini adalah nama baru yang belum lama ini diberikan kepada kawasan Kota Tua Jakarta.

Di sini saya belok kanan sedikit di jalan Fachrudin namun akhirnya berbelok ke Jalan Taman Kebon Sirih dan berjalan di kaki lima yang sempit dan kurang nyaman di tepian Kali Cideng.  Maklum Jalan Taman Kebon Sirih ini memang bukan jalan utama. Hanya sebuah jalan kecil yang sejajar dengan Jalan Kebon Sirih.

Kali Cideng: Dokpri
Kali Cideng: Dokpri

Kondisi Kali Cideng lumayan bersih, walau kalau mau jeli masih ada beberapa tumpukan sampah di sana sini. Di tengah kali ada seorang petugas berseragam oranye yang sedang sibuk bekerja mengumpulkan sebagian sampah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun