Yang menarik adalah menu yang ada di sini yang konon merupakan resep kuliner khas keraton Mangkunegaran.Â
Untuk minuman ada teh Pracimasana  dan juga Mixiolpgi organik kunyit asem beras kencur, sinom, dan berbagai jenis wedang serta es dawet dan belimbing wuluh. Juga ada berbagai jenis kopi dan tentu saja air mineral.
Untuk makanan pembuka ada brubus, urap pithik linting, lidah sapi goreng dan bakwan jagung. Selain itu juga ada berbagai sup seperti sop daging rempah dan sup jamur kenthel. Â Juga ada salat tomat kaliyan keju dan Huzarensla.
Kami sempat memesan teh pracsina, mixiologi organik dan juga sop daging rempah, brubus dan salad tomat kalian keju:
Sedang untuk makanan utama pepes gerameh kemangi, lidah gongso, dendeng age, sate pitik, iga goreng komplit, pitik goreng jangkep, dan bistik pitik bumbu oper. Kami memesan lidah gongso dan pepes gerameh  kemangi.
Selain itu kami juga memesan kopi baik americanao dan latte.
Sambil menunggu makanan dan minuman , saya melihat interior resto. Sekilas lumayan terang karena mendapat cahaya mentari melalui dinding kaca di sekitar. Â Uniknya tata letak meja dan kursi ada di sekeliling restoran sementara ada dua bagian meja dan tempat duduk yang letaknya lebih tinggi dan untuk naik harus melalui beberapa undak anak tangga. Ternyata meja dan tempat duduk yang lebih tinggi ini dikhususkan bagi keluarga Kraton dan tidak boleh dipakai untuk umum.
Saya kemudian keluar bangunan resto dan melihat-lihat ke taman yang luas. Ada sebuah air mancur yang lumayan besar dan cantik di depan restoran. Â Air mancur ini terdiri dari tiga tingkat dan di tengahnya ada semacam tugu dengan tiga susun lingkaran bagaikan cakram yang menghadap ke atas.