Tidak lama kemudian, saya pun melihat rombongan WKJ yang memang mengambil tempat di sekitar danau kecil yang di atasnya ada daun Teratai. Mirip dengan yang ada di Kebun Raya Bogor di belakang istana. Â Sudah ada sekitar enam orang yang datang. Â Kami menggelar alas duduk dan mulai bercengkerama sambil menunggu teman-teman yang lain.
Sesekali kami juga mulai menikmati beberapa jenis makanan yang tersedia. Ada lontong, ada brownies, bollen, risoles, puding dan beberapa kue tradisional. Juga ada martabak, biskuit serta kue yang saya lupa namanya. Â Bahkan lengkap dengan buah lengkeng. Â Uniknya walau tidak janjian, tidak ada seorang pun yang membawa makanan yang sama. Jadi kita dapat menikmati berbagai jenis makanan yang berbeda.
Kemudian satu per satu teman mulai berdatangan lagi, masing-masing dengan makanan yang berbeda. Ada Mbak Angie dan anaknya Regien yang datang dari Pantai Indah Kapuk dan membawa panada.Â
Makanan khas Manado yang menjadi salah satu favorit. Â Ada Mbak Denise yang membawa berbagai kue tradisional. Dan juga ada yang membawa nasi kuning, bihun bahkan kopi sebagai oleh-oleh. Â Akhirnya Mas Rizky kemudian membeli aqua gelas di warung di luar taman. Â Lengkap sudah acara kumpul-kumpul kita siang itu.
Acara dimulai dengan masing-masing memperkenalkan diri, lalu foto-foto bersama sambil tentunya menyantap berbagai jenis makanan tadi. Â Acara makin meriah ketika peserta paling muda yang masih remaja Regine memperkenalkan diri menggunakan bahasa Spanyol dan juga bercakap-cakap menggunakan bahasa isyarat. Wah Regine ini tenyata pandai berbicara dalam 5 bahasa.
Mbak Ira Latief juga kemudian melanjutkan bincang-bincang dengan menceritakan sekilas sejarah Taman Langsat. Â Menurutnya Taman Langsat ini mulai ramai dikunjungi sejak sekitar tahun 2010-an.Â
Namun kalau malam hari taman ini ditutup dan suasananya gelap gulita. Bahkan banyak cerita mistis di sini terutama dengan kehadiran pohon beringin besar yang ada di sudut bagian tengah taman tepat di belakang pasar burung Barito. Â Sontak kami semua mengarahkan pandangan ke pohon yang disebut. Kebetulan lokasinya hanya beberapa puluh meter dari danau Teratai tempat kami berkumpul.
Lalu diceritakan juga bahwa sebagian orang yang lewat di kawasan taman langsat ini pada malam hari sering disuguhi penampakan dan suara-suara yang membuat bulu kuduk berdiri. Â