Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menguak Misteri Taman Langsat

8 Januari 2023   08:59 Diperbarui: 13 Januari 2023   07:29 2338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Teratai di Taman Langsat: Dokpri

Akhir pekan kemarin, Wisata Kreatif Jakarta kembali mengadakan acara kumpul-kumpul bersama di Taman Langsat di Jakarta Selatan.  Dari stasiun MRT Blok M BCA, saya berjalan santai menyusuri Jalan Melawai dan kemudian melewati  di Taman Barito yang sekarang sudah berganti nama menjadi Taman Ayodya.  

Di trotoar ada beberapa kursi taman dan ada juga beberapa orang yang sedang duduk santai, sementara Taman Ayodya  saing itu tampak indah dan nyaman serta tidak terlalu banyak pengunjung.

Taman Ayodya: Dokpri
Taman Ayodya: Dokpri

Saya kemudian menyeberangi  Jalan Barito I dan akhirnya pun tiba di Taman Langsat. Sebuah taman yang sering saya lewati tetapi belum pernah datang berkunjung.  

Saya masuk dari bagian selatan dan langsung di sambut oleh suasana taman yang asri dengan banyak hiasan mirip tugu, pepohonan yang rindang, dan juga kali kecil yang airnya mengalir dengan jembatan yang ikonik.

Gazevo di Taman Langsat: Dokpri
Gazevo di Taman Langsat: Dokpri

Di sini juga ada sebuah gazebo berbentuk bundar tempat Sebagian pengunjung duduk bersantai.  Saya berjalan menyeberangi sungai sambil menikmati pemandangan dan melihat sebuah jembatan lain di kejauhan.  Terus berjalan sambil mencari lokasi tempat rombongan kami berkumpul. 

"Kita berkumpul di dekat danau Teratai," demikian pesan dari Mbak Ira Latief sambil mengirim foto makanan yang sudah terkumpul. Siang itu, masing-masing peserta memang diminta untuk membawa makanan untuk disantap bersama.  

Ira Latief cs di dekat Danau Teratai: Ira Latief
Ira Latief cs di dekat Danau Teratai: Ira Latief

Saya terus berjalan sambil melihat-lihat pengunjung lain. Ada yang jalan santai, duduk di kursi atau bahkan meletakan alas duduk di atas rumput dan menikmati suasana piknik di Taman Langsat ini.  

Tidak lama kemudian, saya pun melihat rombongan WKJ yang memang mengambil tempat di sekitar danau kecil yang di atasnya ada daun Teratai. Mirip dengan yang ada di Kebun Raya Bogor di belakang istana.   Sudah ada sekitar enam orang yang datang.  Kami menggelar alas duduk dan mulai bercengkerama sambil menunggu teman-teman yang lain.

Duduk mengeliling makanan: WKJ
Duduk mengeliling makanan: WKJ

Sesekali kami juga mulai menikmati beberapa jenis makanan yang tersedia. Ada lontong, ada brownies, bollen, risoles, puding dan beberapa kue tradisional. Juga ada martabak, biskuit serta kue yang saya lupa namanya.  Bahkan lengkap dengan buah lengkeng.  Uniknya walau tidak janjian, tidak ada seorang pun yang membawa makanan yang sama. Jadi kita dapat menikmati berbagai jenis makanan yang berbeda.

Kemudian satu per satu teman mulai berdatangan lagi, masing-masing dengan makanan yang berbeda. Ada Mbak Angie dan anaknya Regien yang datang dari Pantai Indah Kapuk dan membawa panada. 

Makanan khas Manado yang menjadi salah satu favorit.  Ada Mbak Denise yang membawa berbagai kue tradisional. Dan juga ada yang membawa nasi kuning, bihun bahkan kopi sebagai oleh-oleh.  Akhirnya Mas Rizky kemudian membeli aqua gelas di warung di luar taman.  Lengkap sudah acara kumpul-kumpul kita siang itu.

Besantai bersama: WKJ
Besantai bersama: WKJ

Acara dimulai dengan masing-masing memperkenalkan diri, lalu foto-foto bersama sambil tentunya menyantap berbagai jenis makanan tadi.  Acara makin meriah ketika peserta paling muda yang masih remaja Regine memperkenalkan diri menggunakan bahasa Spanyol dan juga bercakap-cakap menggunakan bahasa isyarat. Wah Regine ini tenyata pandai berbicara dalam 5 bahasa.

Mbak Ira Latief juga kemudian melanjutkan bincang-bincang dengan menceritakan sekilas sejarah Taman Langsat.  Menurutnya Taman Langsat ini mulai ramai dikunjungi sejak sekitar tahun 2010-an. 

Namun kalau malam hari taman ini ditutup dan suasananya gelap gulita. Bahkan banyak cerita mistis di sini terutama dengan kehadiran pohon beringin besar yang ada di sudut bagian tengah taman tepat di belakang pasar burung Barito.   Sontak kami semua mengarahkan pandangan ke pohon yang disebut. Kebetulan lokasinya hanya beberapa puluh meter dari danau Teratai tempat kami berkumpul.

Pohon beringin besar: Dokpri
Pohon beringin besar: Dokpri

Lalu diceritakan juga bahwa sebagian orang yang lewat di kawasan taman langsat ini pada malam hari sering disuguhi penampakan dan suara-suara yang membuat bulu kuduk berdiri.  

Konon pada tahun 1960-70 an tempat ini juga dikenal sebagai tempat jin buang anak.   Bahkan ada mayat penjahat atau bayi korban aborsi yang dibuang di sini.  Serem juga ceritanya.

Foto selfie bersama: WKJ
Foto selfie bersama: WKJ

Mbak Ira juga bercerita pernah mengikuti sebuah tur paranormal berkeliling Jakarta mengunjungi tempat-tempat yang dianggap seram di malam hari.   Salah satunya mampir ke Taman Langsat ini, walau tidak masuk ke dalamnya. Bahkan pada 2014 lalu juga pernah ada sebuah film berjudul Taman Langsat Mayestik yang mengungkap kisah-kisah misteri di Taman ini.

Sapu penghalau angsa: WKJ
Sapu penghalau angsa: WKJ

Bosan bercerita dengan tema seram, kami mulai berfoto menggunakan handphone dengan selfie dan kemudian melanjutkan makan-makan. Uniknya beberapa angsa yang ada di aman ini karena tertarik dengan hamparan makanan kita mulai datang menyerbu dan sempat menciptakan sedikit kekacauan yang meriah. Mas Rizky dengan gagang sapu pun siap menghalau angsa-angsa putih yang lucu itu.

https://youtube.com/shorts/7bobcsmJjXA?feature=share

Tidak terasa, waktu sudah melewati pukul 1.30 siang. Sebagian peserta mulai minta izin untuk pamit karena ada acara lain. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan mengeliling taman dan setelah itu bubar ke rumah masing-masing.

Dengan santai kami berjalan mengeliling taman sambil melihat pepohonan yang ada dan juga tidak lupa membuat gambar pohon beringin yang dianggap paling angker di taman langsat ini.  Kebetulan kami bertemu dengan seorang petugas yang sedang bekerja dan kemudian Mabak Ira bertanya mengapa Taman ini dinamakan Taman Langsat, apakah memang dulu banyak pohon langsatnya.

Bapak tadi kemudian menjawab bahwa memang dulu di taman ini banyak pohon langsat, namun kini masih ada beberapa yang tersisa. Bapak tadi kemudian menunjukkan sebuah pohon langsat yang batang dan akarnya cukup besar. Selain pohon langsat juga ditunjukkan pohon gandaria yang buahnya sering dibuat untuk membuat rujak.

"Pohon langsat ini memiliki buah yang menempel di batang pohon dan kalau lagi berbuah lumayan banyak hingga berjatuhan," demikian kira-kira penjelasan bapak petugas taman tadi.

Dia juga kemudian menunjukkan satu lagi jenis pohon yang sudah langka. Namanya pohon nam-nam dan buahnya juga sangat unik. Berbentuk tidak beraturan berkulit keras namun bisa juga dijadikan bumbu masak.

Wah ternyata dengan jalan-jalan ke Taman Langsat ini, selain bersantai, kami juga bisa menambah sedikit pengetahuan mengenai berbagai jenis pohon yang sudah jarang ditemui di tempat lain. 

Kami kemudian berfoto bersama di atas kali kecil dengan latar belakang jembatan yang cantik. Lalu kami berpisah, Sebagian berjalan bersama saya menuju stasiun MRT Blok M untuk melanjutkan perjalanan ke Taman Literasi Martatiahahu.

Demikian pengalaman saya bersama Wisata Kreatif Jakarta di Taman Langsat. Bagaimana pengalamanmu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun