Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Operacion Pedro Pan, Kisah Anak-anak yang Hilang dari Kuba

4 Januari 2023   08:22 Diperbarui: 4 Januari 2023   08:24 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Kuba: Latinoorg.org

Demikianlah, waktu tunggu yang semula dijanjikan hanya 15 hari berubah menjadi 4 tahun. Pada 1965, Akhirnya orang tua Margarita mendapatkan ijin untuk meninggalkan Kuba dan menunggu mereka di Washington. DC.  Orang tua mereka terbang dari Kuba ke Amerika melalui Meksiko.  Maria dan Lola bersama dua saudara yang lain kemudian terbang ke Washington dan akhirnya bertemu kembali dengan keluarganya.  Di sana ayah, ibu, kedua adiknya dan beberapa orang paman dan bibi sudah menunggu.  Walaupun begitu perpisahan dengan keluarga angkat tetap terasa cukup berat bagi Margarta dan Lola.

Demikianlah seluruh Keluarga Margarita memulai kehidupan baru di Amerika Serikat. Keenam bersaudara itu belajar keras dan semuanya berhasil masuk ke universitas. Margarita kemudian berhasil lulus dari University of Maryland.  Margairta pun kemudian menikah dengan serang pemuda yang berasal dari Kolombia.

Dan baru pada tahun 2000 Margarita dan Lola sempat berkunjung kemabli ke kota kelahirannya di Kuba selama satu minggu.  Dia sempat menjenguk beberapa keluarga besar yang masih ada seperti beberapa bibi dan saudara sepupu. Mereka membawakan banyak oleh-oleh baik uang dan pakaian dan dapat kembali melihat tempat-tempat penuh kenangan semasa kecil yang sudah ditinggalkan hampir 40 tahun yang lalu.

Sekembalinya ke Maryland setelah kunjungan ke Kuba,  Margarita dan Lola  menyadari bahwa keputusan orang tua mereka untuk mengirim mereka bersama dua saudaranya ke Amerika dalam "Operacion Pedro Pan," adalah merupakan keputusan yang tepat.  Kehidupan mereka saat ini tentu nya akan sangat berbeda jika dan akan jauh lebih sulit jika tetap tinggal di Kuba.

Demikian sekilas cuplikan dari kisah anak-anak Kuba yang terpaksa harus berpisah dari orang tua mereka pada misi rahasia yang berlangsung sejak Desember 1960 hingga Oktober 1962 itu.   Sebuah kisah yang mungkin tidak pernah akan saya ketahui jika tidak mengembara ke dunia dan negeri-negeri berbahasa Spanyol di Amerika Latin.   Sebuah fakta sejarah dari enam dasa warsa yang lalu yang mungkin jarang dikenal di Indonesia.

Untuk mengakhir kisah ini, ada baiknya kita kutip pernyataan salah seorang anak yang ikut dalam misi rahasia ini.

"The world changed while I slept, and much to my surprise, no one has consulted me"  Carlos Eire  6 April 1962, Usia 11 Tahun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun