Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

609 Langkah Melintas Jembatan Gantung Kawah Rengganis

14 November 2022   08:46 Diperbarui: 14 November 2022   08:49 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan kami dari kota Bandung menuju Kawah Rengganis tergolong lancar walau tetap memakan waktu sekitar 2 jam lebih 15 menit.  Hanya sedikit terhambat di pintu keluar tol Soreang dan kemudian di jalan raya Soreang Ciwideuy karena ada perbaikan jalan. Sengaja kami memilih ke sana di hari biasa dan bukan akhir pekan.

Tiket VIP: Dokpri
Tiket VIP: Dokpri

Sekitar pukul setengah satu saing, kendaraan sampai di pintu gerbang.  "Ada tiga macam tiket, yaitu IDR 15 Ribu hanya untuk masuk ke kawasan termasuk kawah, IDR 100 Ribu untuk VIP, yaitu termasuk tiket masuk kawasan, pulang pergi melintas jembatan gantung plus mampir ke Resto Phinisi dan juga Situ Patenggang dan IDR 70 Ribu untuk hanya sekali melintas di jembatan gantung,"  demikian kira-kira penjelasan gadis penjaga tiket.

Akhirnya dua orang termasuk saya, memilih tiket VIP sehingga bisa melintas pulang pergi di jembatan gantung, mandi sebentar di air panas di kawah dan kalau waktu memungkinkan berkunjung ke tempat lainnya, sementara anggota rombongan lain memilih untuk tiket masuk kawasan saja dan langsung menuju ke Kinara Restaurant yang ada di dekat pintu masuk.

Menurut informasi yang saya dapatkan di media sosial, Jembatan Gantung Kawah Rengganis ini merupakan jembatan gantung atau suspension bridge terpanjang di Asia Tenggara dengan panjang sekitar 370 meter dan ketinggian sekitar 75 meter.  Informasi lainnya panjangnya 340 meter dengan ketinggian sekitar 100 meter.  

Pintu Gerbang Jembatan: Dokpri
Pintu Gerbang Jembatan: Dokpri

Setelah masuk melewati pintu gerbang jembatan yang bertuliskan nama jembatan gantung ini, kami ditawarkan untuk menggunakan tali pengaman yang diikatkan ke pinggang. Tali ini bisa disambungkan ke sling baja yang ada di kedua sisi pagar jembatan.  Kami boleh memakainya, boleh juga tidak dan disarankan untuk mengaitkan ke sling baja bila merasa pusing di tengah perjalanan.  Kami memilih untuk memakai tali pengaman hanya untuk berjaga-jaga.

Saya kemudian melihat jembatan ini yang membentang jauh ke ujung. Siang itu kebetulan pengunjung sedang sepi.  Hanya ada sepasang remaja yang terlihat sedang berfoto di tengah jembatan.  Kami berjalan perlahan ke jembatan gantung yang lantainya terbuat dari kayu ulin yang berasal dari Kalimantan ini.  Jembatan terlihat sangat kukuh dan sama sekali tidak terasa bergoyang. Mungkin karena hanya ada sedikit pengunjung yang melintas.  

Pemandangan dari atas jembatan: Dokpri
Pemandangan dari atas jembatan: Dokpri

Walau sekilas terlihat panjang, saya sempat mengira jembatan ini panjangnya tidak sampai 300 meter.  Namun ini hanya perkiraan dengan melihat yang tentunya kurang tepat.  Ketika melintas di tengah jembatan, terasa sangat mengasyikkan seakan-akan terbang di atas lembah dan sungai yang ada di bawahnya.  Di selekah kiri, juga terlihat Kawah Rengganis dengan uapnya yang seakan-akan memanggil. Kebetulan cuaca lumayan bersahabat ketika kami melintas jembatan ini. Dengan berjalan santai dalam waktu sekitar 5 sampai 10 menit kami tiba di ujung jembatan.  Tentunya dengan sesekali berhenti dan menjajal mengaitkan tali pengaman tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun