Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ketika Jakarta Ingin Menjadi Moskwa, Praha, Warsawa dan Ulan Bataar

3 November 2022   10:44 Diperbarui: 3 November 2022   10:45 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan di Sarinah kemudian berlanjut sejenak mengintip Distrik Seni di lantai enam. Untuk masuk ke pameran seni ini, pengunjung dikenakan tiket sebesar 50 Ribu Rupiah. 

Setelah itu saya menggunakan eskalator dan menuruni lantai demi lantai Sarinah. Di Lantai empat terdapat lantai yang masih kosong dan tampaknya digunakan untuk menjual berbagai jenis minuman beralkohol Wah sangat jauh dari ide sosialisme, UMKM maupun rakyat jelata yang digadang-gadang menjadi inspirasi  pembangunan Sarinah.

Lantai yang menjual minuman keras: Dokpri
Lantai yang menjual minuman keras: Dokpri

Di lantai 3, ada pojok yang menjual berbagai jenis cokelat. Ternyata di sini terdapat pintu masuk untuk menuju ke Sarina Sky Deck.  Untuk masuk hanya perlu mendaftar melalui aplikasi. Dan bahkan bagi yang sudah berstatus lansia, diperbolehkan masuk tanpa mengunduh aplikasi.

Dari sky deck ini kitab isa menikmati pemandangan Sebagian kota Jakarta dan juga bangunan -bangunan di Jalan Thamrin dan sekitar Sarinah.  Di kejauhan tampak Tugu Selamat Datang, air mancur Bundaran HI, Hotel Indonesia, Plaza Indonesia dan juga halte Trans Jakarta yang sekarang sedang viral.    Sementara tepat di depan Sarinah juga ada Halte Trans Jakarta yang masih belum selesai direvitalisasi.

Pemndangan dari Sky Deck di lt 3: Dokpri
Pemndangan dari Sky Deck di lt 3: Dokpri

Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat.  Tiba waktunya untuk meninggalkan Sarinah untuk kembali berjalan kaki menuju Grand Indonesia dan menyaksikan Penutupan World Cinema Week yang sekaligus menayangkan film Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti.

Jakarta, Akhir Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun