Di bagian tengah kompleks pemakaman juga ada sebuah makam dengan patung seorang pastor  yang tinggi menjulang . Dia adalah pastor Hendrikus  Van Der Grinten dan pada batu nisannya terukir kata kata indah dalam Bahasa Belanda : "Ik ben alles voor allen geworden" (Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya).
Nah ada lagi beberapa nisan yang sempat kami kunjungi seoerti replika peringatan Nisan Pieter Erberfeld yang berupah peringatan dan larangan dengan hiasan sebuah tengkorak yang tertusuk tombak di atasnya. Â Kisah Pieter Erberveld yang juga dikenal dengan nama Pecah Kulit ini memang lumayan mengerikan untuk dikisahkan kembali di malam hari seperti ini.
Setelah hampir dua jam berkeliling kompleks makam, kami kembali ke bagian depan untuk mampir ke nisan seorang pastor Belanda yang terbuat dari marmer dengan ukiran wajahnya dan tulisan dalam Bahasa Latin. Â Nama Pastor ini Adalah Adam Charles Claessens yang dalam bahasa Latin ditulis Adami Caroli Claessen,
Di dekat makam ini ada kursi taman dari perunggu yang cantik. Dan saya pun sempat duduk santai di tengah pemakaman sambil menikmati suasana malam yang indah.
Sekitar pukul 9 malam lebih, kami akhirnya pamit dan meninggalkan museum terbuka ini. Apakah ada rasa takut atau seram atau penampakan? Ternyata sama sekali tidak walau sebagian peserta bercerita mendengar suara anak-anak bermain di salah satu sudut taman.
Jakarta, Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H