"Bahkan di tengah malam pun di sini selalu ramai baik dengan kegiatan warga ,atau pun pedagang makanan, demikian tambah "Ade Irma.
Atraksi kedua adalah menyaksikan anak-anak perempuan yang lebih kecil sedang berlatih menari di beranda sebuah rumah. Â Di dinding rumah ini juga ada peta kampung Labirin yang disponsori oleh salah satu perusahaan swasta terkenal. Â Anak-anak ini berlatih tidak menggunakan seragam tetapi memakai selendang yang diikatkan di pinggang. Tariannya terlihat lemah gemulai dan lumayan menarik bagi penonton.
Rombongan terus mengikuti Ade Irma memasuki lebih jauh kawasan kampung. Di antara Lorong-lorong yang sempit kami semat bertemu dengan perempuan berusia 50 tahunan yang disebut nyai yang sedang membuat Emping jengkol. Jengkolnya tampak dipenyetkan di sebuah wadah dari batu. Â Di sini dijual juga Emping jengkol yang sudah dalam kemasan plastik. Satu plastik harganya juga sangat ekonomis, yaitu 5000 rupiah saja. Sontak lumayan banyak peserta Koteka Trip yang membeli emping jengkol ini. Ada yang langsung dimakan di tempat dan ada juga yang dibawa pulang untuk oleh-oleh.
Kami terus berjalan hingga sampai ke tepian Sungai Ciliwung. Ternyata airnya cukup deras dan di sini kami disuguhkan atraksi pemuda kampung Labirin yang sedang berolahraga Arung Jeram. Wah asyik juga kegiatan mereka. Ternyata fasilitas arung jeram ini juga bisa digunakan oleh pengunjung yang datang sehingga beberapa peserta koteka ada yang tertarik untuk mencoba. Namun karena tidak ada yang membawa pakaian ganti serta keterbatasan waktu, rencana ini akhirnya dibatalkan.
Hari sudah semakin siang. Hampir mendekati pukul dua ketika kami meninggalkan Kampung Labirin untuk menuju destinasi berikutnya pada perjalanan seru di Kota Bogor ini, yaitu Agrowisata Mulyaharja, yang merupakan persawahan terakhir di Kota Bogor. Di sana kami nanti akan sejenak beristirahat sambil makan siang.
Nah jalan-jalan ke Kampung Labirin memang tidak akan mudah dilupakan. Pertama karena ramahnya pemadu wisata seperti Ade Irma, kedua karena jalan-jalan sempit di kampung ini yang bikin kami bisa tersesat, ketiga karena kegiatan arung jeram para pemudanya, dan yang terakhir karena oleh-olehnya yang berkesan yaitu Emping Jengkol.
Bogor, Oktober 2022