Kampung Pulo Geulis yang terletak di Kecamatan Babakan Pasar, Kota Bogor ini terkenal sebagai Kampung toleransi karena di sini tinggal Etnis Tionghoa dan Etnis Sunda yang sudah berbaur sejak lama. Â
Selain masjid di kampung ini juga terdapat sebuah kelenteng tua yaitu Kelenteng Phan Ko Bio yang sudah lama ada namun baru ditemukan kembali pada 1703. Karena itu kelenteng ini dianggap sebagai kelenteng paling tua di kota Bogor. Â Â
Di sini kami mampir ke  kelenteng dan bahkan disambut dengan pertunjukan barongsai yang meriah dan kemudian diberikan penjelasan oleh tim tuan rumah yang diketuai Pak Candra, pengurus kelenteng.
Dari Kampung Pulo Geulis, perjalanan di lanjut menuju Kampung Labirin.  Kali ini cukup berjalan kaki melalui gang yang sempit di kota Bogor. Berbeda dengan Pulo Geulis yang terletak di tengah sungai Ciliwung, Kampung Labirin terletak di tepian Sungai Ciliwung. Kampung ini sebenarnya bernama Kebon Jukut yang disingkat Keju.  Di sini kembali pemandu lokal  bernama Teh Ade Irma dan Kang Deni sudah menyambut.Â
Koteka disambut oleh atraksi anak-anak yang bermain angklung. Walau tidak lengkap tetapi cukup menarik. Â Kemudian kami juga melihat anak-anak perempuan berusia 6 atau 7 tahun yang sedang berlatih menari. Â Dan jalan-jalan di kampung Labirin memang sangat menarik karena melalui gang dan Lorong sempit yang berbelok-belok sehingga sering membuat pengunjung tersesat. Â Selain itu kami juga mampir ke gerai yang menjual oleh-oleh khas Kampung Labirin, yaitu emping jengkol.
Hari semakin siang. Bahkan sudah lewat  pukul dua siang ketika rombongan meninggalkan Kampung Labirin untuk menuju destinasi berikut. Yaitu Agrowisata Mulya Harja untuk makan siang. Uncal kembali menjelajah kota Bogor menuju Kawasan Bogor Nirwana Regency atau BNR.  Di sini, uncal parkir dan perjalanan dilanjut dengan naik angkot yang sudah disiapkan untuk Koteka.  Memang belum lengkap rasanya kalau mampir ke Bogor tanpa menjajal naik angkot berwarna hijau ini.
Nah ketika naik angkot ini saya ingat Kang Arif sempat menjelaskan nama julukan kota Bogor yang kurang dikenal. Â Ternyata bukan Kota Hujan atau Kota Angkot, melainkan Kota Bogor juga sejak lama sudah menjadi Kota Penelitian terbukti dengan banyaknya pusat penelitian yang bermarkas di kota ini.