Saya sangat bersemangat sore itu.  Menjelang magrib saya sudah tiba di Stasiun Kota dengan naik KRL dan selanjutnya menyusuri jalan Lada menuju Kota tua serta dilanjut Jalan Tongkol dengan tujuan akhir Menara Syah Bandar yang menjadi mepo atau meeting point acara Night at the Museum yang diselenggarakan oleh Wisata Kreatif Jakarta. Â
Sebuah acara yang pasti seru arena berkunjung ke museum di malam hari. Â Persis seperti sebuah film dengan judul yang sama yang pernah top pada 2013 lalu. Â Kali ini kita akan menjenguk Museum Bahari.
Sebenarnya waktu berkumpul adalah pukul 6.45 malam. Namun saya sudah tiba di seberang Menara Syah Bandar sekitar jam 6 sore ketika azan Magrib baru saja bergema beberapa menit yang lalu. Â Â
Yang menarik adalah ramainya Jalan Pakin yang ada di depan Menara Syah Bandar ini, sangat kontras dengan Jalan Tongkol yang relatif mulai sepi ketika saya sempat menyusurinya dari Kota Tua. Â
Selain ramai jalan ini juga dilewati banyak kendaraan besar yang mengangkut peti kemas. Â Sekilas menara tua itu sudah memanggil-manggil sementara di seberangnya ada gedung bekas galangan kapal VOC yang masih memajang logo VOC di depannya.
Saya masuk ke halaman dan segera menemukan toilet dan musala di bagian belakang menara. Di sini cukup ramai yang mendirikan salat Magrib berjamaah. Â Dan kemudian saya masih punya banyak waktu untuk sekedar menjelajah tempat ini sendirian sebelum rombongan berkumpul.
Saya mendekat ke bagian dasar menara dan melihat ada sebuah jangkar besar dan juga sebuah pintu kecil berbentuk lengkung. Â Kemudian nanti dikisahkan bahwa pintu ini menuju ke tempat yang dulunya digunakan untuk menahan orang-orang yang melanggar aturan keimigrasian dan kepabeanan. Â Â