Di salah satu sudut dinding stasiun, ada sebuah prasasti dari marmer warna hitam yang menjelaskan peletakan batu pertama pembangunan stasiun ini pada 3 Juni 1904 oleh Menteri Kereta Api Selandia Baru, Hon. Sir . J. G Ward K.G.M.G. dan juga Perdana Menteri Selandia Baru, R.J Seddon.  Disebutkan juga nama General Manager NZR pada saat itu yaitu  T. Roynayne serta nama Chief Engineer dan sang arsiteknya.
Setelah masuk ke stasiun, barulah saya memperoleh informasi lebih lengkap mengenai stasiun kereta api Dunedin yang cantik ini. Ternyata stasiun ini dibangun pada tahun 1904 -1906 dengan arsitek George Troup. Â Kombinasi warna hitam kemerahan dan kuning putih yang mendominasi bagian muka stasiun membuat stasiun ini dijuluki kue jahe atau Gingerbread dan bahkan sang arsitek pun dijuluki Gingerbread Geroge.
Warna hitam kemerahan ini berasal dari bahan bangunan yang berupa batu karang basal yang berwarna hitam sementara warna putih berasal dari bahan Batu Kapur yang diambil dari Oamaru. Â Bangunan stasiun yang banyak dihiasi atap pelana atau gable ini ternyata memiliki gaya arsitektur yang dinamakan Flemmsish Reannaissance yang konon berasal dari Belanda dan Belgia dan popular sekitar abad ke 18 dan XIX. Â Kawasan Belgia dna Belanda inilah yang disebut sebagai Flemmish. Â Salah satu ciri khas gaya aristektur ini adalah kombinasi warna gelap dan terang serta banyaknya atap pelana (gable) yang bersusun.
Sudah satu jam lebih kami berada di kawasan Stasiun Dunedin. Karena masih banyak tempat lain yang belum dilihat, kami segera melanjutkan wisata di kota terbesar di Otago ini sambil sesekali melihat bangunan indah yang konon menjadi bangunan yang paling banyak dipotret di Selandia baru.
Foto: Dokpri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H