Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bertemu Falun Dafa di Halaman Gedung yang Paling Sering Dipotret di Selandia Baru

8 Oktober 2022   11:01 Diperbarui: 8 Oktober 2022   11:03 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di salah satu sudut dinding stasiun, ada sebuah prasasti dari marmer warna hitam yang menjelaskan peletakan batu pertama pembangunan stasiun ini pada 3 Juni 1904 oleh Menteri Kereta Api Selandia Baru, Hon. Sir . J. G Ward K.G.M.G. dan juga Perdana Menteri Selandia Baru, R.J Seddon.  Disebutkan juga nama General Manager NZR pada saat itu yaitu  T. Roynayne serta nama Chief Engineer dan sang arsiteknya.

Setelah masuk ke stasiun, barulah saya memperoleh informasi lebih lengkap mengenai stasiun kereta api Dunedin yang cantik ini. Ternyata stasiun ini dibangun pada tahun 1904 -1906 dengan arsitek George Troup.  Kombinasi warna hitam kemerahan dan kuning putih yang mendominasi bagian muka stasiun membuat stasiun ini dijuluki kue jahe atau Gingerbread dan bahkan sang arsitek pun dijuluki Gingerbread Geroge.

Gingerbread Flemmish Rennaissance: Dokpri
Gingerbread Flemmish Rennaissance: Dokpri

Warna hitam kemerahan ini berasal dari bahan bangunan yang berupa batu karang basal yang berwarna hitam sementara warna putih berasal dari bahan Batu Kapur yang diambil dari Oamaru.  Bangunan stasiun yang banyak dihiasi atap pelana atau gable ini ternyata memiliki gaya arsitektur yang dinamakan Flemmsish Reannaissance yang konon berasal dari Belanda dan Belgia dan popular sekitar abad ke 18 dan XIX.  Kawasan Belgia dna Belanda inilah yang disebut sebagai Flemmish.  Salah satu ciri khas gaya aristektur ini adalah kombinasi warna gelap dan terang serta banyaknya atap pelana (gable) yang bersusun.

Sudah satu jam lebih kami berada di kawasan Stasiun Dunedin. Karena masih banyak tempat lain yang belum dilihat, kami segera melanjutkan wisata di kota terbesar di Otago ini sambil sesekali melihat bangunan indah yang konon menjadi bangunan yang paling banyak dipotret di Selandia baru.

Foto: Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun