Karena hari sudah menjelang siang, kami harus melanjutkan perjalanan menuju ke rumah ketiga tempat rombongan Baduy Trip akan dijamu makan siang. Â Untuk membeli suvenir dapat dilakukan setelah selesai perjalanan sore nanti.
Di rumah ketiga kami dijamu makan siang dengan lauk ikan mas dan ayam goreng lengkap dengan lalapan, sambal, daun selada, mentimun, tahu dan tempe goreng. Walau sederhana, namun terasa sedap dan nikmat. Â Di sini juga dipromosikan kopi duren yang nant bisa dinikamti selesai hikijg ke kampung gajeboh.
Anjang sana ke Kampung Gajeboh yang terletak di perbatasan Baduy Dalam dan Luar memang menjadi tantangan yang menarik buat peserta Badyu Trio kali ini. Diperkirakan lama watu sekali jalan sekitar 90 menit melewati jalan-jalan setapak yang sebenarnya cukup baik dan tidak susah untuk dilalui.Â
Namun kondisi jalan yang naik dan turun cukup menguras stamina. Â Untuk mempermudah perjalanan, kami bisa membeli tongkat hiking yang dijual oleh anak-anak seharga 5 Ribu. Â
Tongkat ini akan menemani sepanjang perjalanan baik mendaki maupun menuruni bukit ang berliku-liku sambil meresapi keindahan panorama alam yang terbentang luas di hadapan.
Sekitar 15 menit berjalan santai, kami melewati deretan bangunan yang merupakan lumbung padi. Setiap keluarga harus minimal memiliki satu lumbung dan makin kaya satu keluarga bisa memiliki banyak lumbung. Demikian penjelasan Mbak Ira Latief.Â
Setelah melewati lumbing masih ada beberapa jalanan mendaki yang juga harus dilalui dan akhirnya samai di sebuah perkampungan tempat kami bisa sejenak beristirahat. Ada tempat yang menjual kelapa mudah durian dan berbagai jenis makanan dan juga buah tangan. Â
Di sepnajang jalan, kami banyak berjumpa dengan penunjung yang membawa durian sambil dipikul. Mereka rupanya membeli durian ini di Kampung Gajeboh yang menjadi tujuan kami.
Di sekitar pertengahan perjalanan ini, Saya ditemani Pak Jali, lelaki Baduy yang  berusia sekitar 50 tahunan memutuskan untuk kembali ke perkampungan. Â
Sementara anggota rombongan Baduy Trip yang lain telah lebih dahulu  melanjutkan perjalanan sampai ke Kampung Gajeboh yang memiliki sebuah jembatan gantung dari bambu yang melintas di sungai.  Jembatan inilah yang menjadi ikon kampung ini di samping pemandangan alamnya yang indah.