Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

8 Saran agar Kereta Api KRL Jadi Lebih Baik

18 September 2022   10:00 Diperbarui: 18 September 2022   10:03 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia perkeretaapian di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat cepat dalam sekitar 10 tahun terakhir ini.   Bahkan fasilitas dan tingkat pelayanan nya sudah dapat disejajarkan dengan di berbagai negara yang sudah lebih maju lebih dahulu. Walau tentunya masih banyak yang harus dikerjakan untuk mengejar ketinggalan dari negara-negara maju.

Tentunya sebagian pembaca masih ingat bagaimana situasi mudik dengan kereta api di masa yang belum terlalu lampau ketika calon penumpang membludak di berbagai stasiun dan kemudian menyerbu kereta yang datang dan bahkan masuk ke gerbong dengan saling sikut dan tanpa ada keteraturan. Sebagian bahkan masuk melalui jendela.  

Stasiun kota : dokpri
Stasiun kota : dokpri

Kita juga masih ingat bahwa baik di dalam kereta maupun di stasiun pedagang asongan bebas berdagang. Dan bahkan khusus kereta Jabodetabek ada sebagian penumpang yang lebih suka naik kereta di atas gerbong sehingga disebut atapers.   Banyak penumpang tidak usah membeli tiket untuk naik kereta dan sebagian bisa membayar di atas  kereta kepada petugas dan membuat perusahaan selalu rugi.

Sekarang, cerita dan kisah-kisah di atas tinggal menjadi kenangan.  Sistem tiket sudah sangat baik sehingga bisa dibeli di internet dan penumpang bisa memilih tempat duduk. Calo mungkin sudah tamat riwayatnya. Penampilan stasiun dan gerbong sudah jauh lebih baik. Bahkan untuk kereta jarak jauh sudah memiliki kelas tertentu yang sangat nyaman dan mewah.

Khusus untuk KRL di Jabodetabek, walau sudah banyak perubahan seperti dengan difungsikannya stasiun Manggarai menjadi Stasiun Sentral dimana bertemu berbagai Moda baik KRL, Kereta Bandara, Trans Jakarta dan mungkin di masa depan LRT dan MRT, masih banyak sekali yang harus dilakukan dan ditingkatkan agar bisa melayani penumpang dengan lebih baik.

Berikut beberapa saran yang mungkin bisa dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan kemampuan.

Eskalator : dokpri
Eskalator : dokpri

A.Fasilitas Stasiun.

 Secara umum sudah banyak yang dilakukan untuk memperbaiki stasiun-stasiun yang ada. Dulu sebagian besar stasiun adalah peninggalan zaman Belanda  yang kurang terawat dengan fasilitas seadanya.

Kini banyak stasiun yang sudah lumayan baik dengan fasilitas lift, eskalator, toilet, mushola dan berbagai penunjang lainnya.  

Namun masih ada yang bisa ditingkatkan:

1, Lift & Eskalator

 khusus di stasiun transit yang ramai seperti Manggarai, Tanah Abang, Duri dan juga Jatinegara, jumlah lift dan eskalator terasa sangat kurang dan bahkan di stasiun tertentu sering dalam kondisi tidak berfungsi.  

Gerbong kereta: dokpri
Gerbong kereta: dokpri

2. Ketinggian Platform

Masih ada beberapa stasiun yang memiliki ketinggian platform tidak sejajar alias terlalu rendah dibandingkan lantai gerbong.  Hal ini membuat penumpang lansia agak susah untuk naik ke gerbong demikian juga dengan pengguna disabilitas.

3. Petunjuk yang kurang lengkap

Secara Umum petunjuk untuk menuju ke peron sesuai dengan tujuan akhir keteta sudah cukup baik. Nanun di sebagian stasiun dengan tujuan ganda seperti di Bekasi masih ada potensi menimbulkan kebingungan.  Hal ini dikarenakan dari bekasi ada dua rute kereta yaitu yang menuju Kampung Bandan atau Angke dengan rute yang berbeda. Ada yang melewati Manggarai dan Tanah Abang, ada juga yang melewati Senin dan Rajawali.  Tetapi karena tujuan akhir sama misalnya Kampung Bandan, bisa saja penumpang salah naik kereta. Dan walaupun peron tertentu sudah dialokasikan sesuai dengan tujuan akhir masih ada kemungkinan peron berubah.

B. Jalur rel

Keberadaan jalur rel memang jauh lebih sulit untuk mengembangkannya dibandingkan fasilitas stasiun. Namun ada yang saling berkaitan. Yuk kita bahas secara lebih rinci.

4. Lintasan sebidang

Idealnya untuk KRL yang beroperasi di Jabodetabek, lintasan sebidang dengan jalan raya seharusnya sudah tidak ada. Selain potensi kecelakaan yang besar, lintasan sebidang juga bagai buah simalakama.  Memperbanyak frekuensi kereta akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas, sementara penumpang akan bertumpuk dan tingkat pelayanan menjadi buruk jika dilakukan sebaliknya.

Salah satu solusi adalah dengan membuat lintasan kereta yang melayang di sebagian besar jalur kereta di wilayah perkotaan.  

Dokpri
Dokpri

5, segregasi kereta jarak jauh dan KRL.

Ini juga menjadi salah satu kendala yang tidak mudah dilakukan.  Sebenarnya jalur atau lintasan ada baiknya benar benar terpisah sehingga demikian juga dengan peron di stasiun tertentu . Dengan lintasan yang terpisah dan peron terpisah maka frekuensi untuk KRL bisa lebih ditingkatkan lagi.  Demikian juga dengan kereta bandara yang masih menumpang sebagian jalur KRL.  

C. Gerbong

Secara umum fasilitas gerbong cukup baik, namun ada yang bisa ditingkatkan bahkan dengan biaya yang sangat minimal.

6. Tujuan Akhir dan Rute

Ada baiknya di lokomotif dan gerbong ada panel elektronik yang menunjukan stasiun tujuan akhir dan juga stasiun-stasiun yang dilewati.

Hal ini untuk mencegah penumpang salah naik. Misalnya saja kereta tujuan Kampung Bandan dari Bekasi, ada yang via Manggarai dan Tanah Abang, tetapi ada juga yang lewat Senin dan Pondok Jati. Sekarang hanya ada tujuan akhir saja.  Sehingga kita masih harus bertanya-tanya dan mungkin salah.

7. Display  elektronik di dalam gerbong.

Seperti diketahui sebagian besar gerbong KRL kita merupakan gerbong yang pernah dipakai di Jepang.  Nah di Tokyo di atas pintu di dalam gerbong selalu ada display elektronik peta jaringan jalur yang dilalui.  Dan setiap stasiun yang dilewati ada di display dengan petunjuk jelas dimana posisi kereta saat ini dan estimasi waktu untuk sampi ke stasiun -stasiun berikut .

Misalnya saja kereta KRL dari Bogor le Kota di atas pintu ada peta elektronik seluruh stasiun. Misal kita ada di stasiun UI maka ada display ikon kereta di stasiun Ui dan di staisun berikut ny seperti Univ Pancasila, Tanjung Barat dan seterusnya ada tulisan estimasi waktu sampai di sana.

Bahkan stasiun transit juga diberi kode khusus.

Dengan melihat ini, dijamin penumpang tidak akan salah naik kereta dan bisa memperkirakan waktu tiba di stasiun tujuan atau harus transit di stasiun mana.

8, Pintu mana yang akan terbuka

Nah ini juga fitur yang sangat membantu penumpang terutama jika kereta Salma keadaan ramai.

Di gerbong MTR di Hong Kong misalnya, selain pengumuman nama stasiun berikut juga disebutkan apakah pintu yang alm dibuka pintu sebelah kanan atau kiri. Selain itu ada display elektronik di atas pintu dimana pintu yang akan dibuka lampunya menyala. Tentu kita tidak mau bersiap-siap keluar di pintu yang salah.

Demikian sekilas sedikit sarana untuk perbaikan layanan dan fasilitas kereta api, terutama KRL yang sekarang sudah baik. Semoga bisa lebih baik lagi.

Terimakasih sudah membaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun