Asyik juga menonton parade prajurit kraton ini sambil kemudian saya baru sadar bahwa hari ini pas jatuh tanggal 12 Rabiul Awal atau hari Maulud Nabi. Â Rupanya parade prajurit ini merupakan salah satu rangkaian acara Grebeg Maulud yang memang diadakan setiap tahun di kota Yogya ini.
Tidak lama kemudian lewat lagi satu barisan prajurit dengan seragam yang sedikit berbeda. Walau celana dan baju dalam mirip tetapi baju luarnya mirip dengan jaket warna hitam. Demikian juga dengan topi hitam yang berbentuk  kerucut sehingga seakan-akan mirip tumpeng. Namun ada juga beberapa yang pola topinya agak lain dan memiliki hiasan mirip wayang dengan warna kuning emas.  Barisan prajurit ini tidak membawa alat musik atau tombak melainkan menyandang senjata laras panjang alias bedil.  Wah gagah juga Langkah kakinya yang tegap namun gerakannya tetap teratur rapi walau khas dengan nuansa sedikit santai.
Kembali ke acara Grebeg Maulud. Â Acara ini merupakan puncak peringatan perayaan Maulud Nabi Muhammad yang sudah secara tradisi dilaksanakan di Kraton Yogya sejak zaman Sultan Hamengku Buwono I dan konon diwariskan dari zaman Walisongo. Konon acara ini merupakan manifestasi penyebaran agama Islam melalui unsur budaya Jawa yang sudah ada sejak sebelum Islam.
Sebelum puncak grebeg Maulud pada tanggal 12 Rabiul Awal sempat diadakan berbagai acara pada beberapa hari sebelumnya. Rombongan parade prajurit ini biasanya akan diikuti oleh prajurit yang menunggang kuda
Setelah itu muncullah gunungan yang selalu ditunggu masyarakat . Gunungan ini biasanya terdiri dari makanan dan hasil bumi yang disusun membentuk krucut. Gunungan akan diarak menuju ke Masjid Gedhe dan kemudian di doakan sebelum akhirnya dibagikan atau diperebutkan oleh masyarakat yang mengharapkan mendapat berkah dari gunungan ini.
Biasanya ada tujuh buah gunungan dan hanya 5 yang dibawa ke masjid Gedhe, dua lainnya di bawah masing-masing ke menuju ke Kepatihan dan Pura Pakualaman.
Hari itu memang sangat istimewa. Di salah satu sudut jalan Magangan Kulon saya sempat menyaksikan sebuah becak yang parkir di dekat sebuah peta kuno kota Yogya yang berjudul "Djogjakarta Plattergrond Tempo Doeloe."  Bahkan di jalan-jalan kota Yogya di siang hari banyak pengendara motor yang memakai pakaian tradisional jawa lengkap dengan  beskap, kain, keris di belakang pinggang dan blangkon di kepala.Â
Yogya Desember 2016.