Tepat di sebelah Gedung Spiegel, Â , di seberang jalan ada sebuah bangunan yang juga dominan berwarna putih. Di halaman dan beranda gedung banyak berjejer bunga mengucapkan selamat atas dibukanya Hotel bernama Kotta. Â
Ternyata Hotel ini memang baru diresmikan pada pertengahan Juli 2022 lalu dan menempati sebuah bangunan yang dulunya merupakan sebuah Bank.Â
Gedung ini boleh direnovasi menjadi hotel berlantai empat karena statusnya memang bukan cagar budaya. Â Lokasi hotel ini juga dekat dengan Gereja Blenduk dan termasuk kawasan Taman Srigunting.Â
Saya kemudian berjalan menuju Taman Srigunting yang merupakan paru-paru Kota Lama Semarang. Â Ada yang bilang bahwa taman ini dulunya merupakan tanah kuburan dan kemudian dijadikan tempat Latihan tentara di zaman Belanda hingga dinamakan Paradeplein. Â
Taman ini tambah cantik karena dikelilingi gedung-gedung tua yang semuanya sudah selesai direnovasi dengan cantik. Â Saya ingat sekitar 4 tahun lalu di taman ini pengunjung bisa berfoto dengan sepeda onthel maupun becak kuno yang ditarik seperti yang sering dilihat di film-film mandarin.
Di pinggir jalan Taman Srigunting ini juga berjejer gerai-gerai yang menjual barang seni yang jadoel dan antik. Mereka tergabung dalam Padangrani atau Paguyuban Pedagang Barang Seni Kota Lama Semarang seperti terdapat pada spanduk dan baliho yang terpampang di jalan.Â
Para pedagang ini menjual uang kuno, jarik atau kain-kain kuno, televisi dan alat elektronik lawas, barang klithikan atau bekas, keris, mebel, patung, dan juga souvenir bernuansa zaman baheula.Â
Masih di sekitar Taman Srigunting, ada sebuah Resto bernama Javara Culture yang menyediakan makanan khusus dari bahan organik. Tepat di sebelahnya ada gedung bernama Oude Trap.Â
Gedung ini lumayan cantik dan unik karena memiliki tangga berbentuk spiral di depan gedung. Menurut sejarahnya gedung yang sekarang menjadi Gedung Pusat Informasi Kota Lama Semarang ini dulunya adalah Gudang gambir, karena pernah dijadikan gudang gambir, cengkeh dan bermacam rempah.