Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengintip Sekeping Taman Surga di Kaliurang

22 Agustus 2022   09:14 Diperbarui: 22 Agustus 2022   13:41 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut Ullen Sentalu | Dokumentasi pribadi

Ullen Sentalu, Sudah lama saya mendengar nama kondang museum yang digadang-gadang sebagai salah satu museum terbaik di Indonesia. Letaknya di kawasan Kaliurang, di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Hargobinangun, kecamatan Pakem, kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Ullen Sentalu, Museum Seni dan Budaya Jawa, demikian tertera di atas pintu masuk utama museum ini.

Di bawahnya di dinding yang terbuat dari batu alam andesit dipajang sebuah prasasti bertuliskan Ndalem Kaswargan Kaliurang, Yogyakarta. Mungkin di dalam nanti saya akan mengetahui lebih jelas tentang makna keduanya.

Museum Ullen Sentalu | Dokumentasi pribadi
Museum Ullen Sentalu | Dokumentasi pribadi

Pada tiket masuk tertera gambar penari dalam balutan busana Jawa nan cantik dan di belakangnya ada keterangan dalam bahasa Inggris mengenai banyak hal yang ditawarkan museum ini yang mampu mengungkap harta karun yang tersembunyi dari masa lampau dan mengajak kita berpetualang menembus dimensi waktu budaya Jawa.

Tiket | Dokumentasi pribadi
Tiket | Dokumentasi pribadi

Pada sebuah spanduk di dinding juga ada penjelasan bahwa tiket yang dibeli sudah termasuk tur dengan pemandu, dan minuman jamu Ratu Mas. 

Konon minuman ini berkhasiat membuat kita jadi awet muda. Pengunjung juga dilarang mengambil foto dan video selama di dalam museum kecuali di tempat yang diizinkan.

Info mengenai museum | Dokumentasi prnadi
Info mengenai museum | Dokumentasi prnadi

Hal pertama yang dijelaskan oleh pemandu atau educator adalah arti Nama Ullen Sentalu yang ternyata merupakan singkatan dari UL)ating b(LEN)cong (SE)jati(N)e (TA)taraning (LU)maku. 

Kata dalam bahasa Jawa ini bermakna nyala dari lampu blencong (lampu yang digunakan untuk pagelaran wayang kulit) adalah petunjuk bagi manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan.

Mengikuti pemandu kami mulai memasuki berbagai ruangan yang ada di dalam museum dan sejenak suasana Jawa terasa sangat kental baik pada bangunan maupun benda seni dan budaya yang ditampilkan. Salah satunya adalah patung Dewi Sri yang seakan-akan mengucapkan selamat datang kepada kami semua.

Saya juga kemudian mengenal sedikit mengenai latar belakang museum yang diresmikan pada tahun 1997 setelah melihat sebuah prasasti yang ditandatangani Paku Alam VIII pada 1 Maret 1997 lalu. 

Koleksi benda seni dan budaya Jawa yang ada di sini merupakan koleksi pribadi keluarga Haryono dan juga hibah dari keluarga kraton Surakarta, Yogya serta Pakualaman dan Mangkunegaran. 

Keempat trah bangsawan Jawa sebagai pewaris Kerajaan Mataram Islam. Dan nama Ndalem Kaswargan sendiri bermakna Rumah Surga. 

Hal ini dikarenakan lokasi museum yang terletak di lereng merapi yang sangat indah sehingga diibaratkan sebagai sepotong surga di bumi.  

Dijelaskan secara singkat oleh pemandu bahwa pembangunan Ndalem Kaswargan dimulai pada sekitar 1995 dan berlangsung terus selama sekitar dua dekade secara bertahap. 

Dimulai dengan Area Gua Sela Giri dan Kampung Kambang yang selesai pada 1997 sebelum museum diresmikan dan kemudian terus berkembang dengan pembangunan Resroran Beukenhof, Galeri Latihan menari, Ruang Putri Dambaan, hingga Selasar Retja Landa dan Butik Muse dari 2001-hingga 2009.  

Ndalem Kaswargan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan dilengkapi dengan Pagelaran Sekar Jagat, dan kemudian Ruang Pamer Indies serta Rumah Peranakan. Tempat-tempat ini yang nanti akan kita nikmati bersama di sepotong surga di pusat Tanah Jawa ini.

Salah satu sudut Ullen Sentalu | Dokumentasi pribadi
Salah satu sudut Ullen Sentalu | Dokumentasi pribadi

Di ruang selanjutnya kami terpesona dengan berbagai gamelan Jawa yang berjejer rapi dan juga lukisan tarian Jawa. Konon benda-benda ini berasal baik dari kraton Surakarta atau Yogyakarta.

Perjalanan dilanjut ke berbagai ruangan, ada yang di bawah tanah dan dinamakan Guwa Sela Giri dan ada juga yang seakan mengambang di dalam sebuah kolam air. Ini yang tadi disebut sebagai Kampung Kambang. Di Guwa Sela Giri ini dipamerkan berbagai lukisan yang indah. 

Salah satunya adalah Lukisan Serimpi Sari Tunggal yang menggambarkan Gusti Nurul Kusumawardhani, putri Mangkunegaran VI yang sedang menari pada pesat pernikahan Putri Juliana di Belanda pada 1937. 

Uniknya Gusti Nurul menari diiringi oleh Gamelan yang disiarkan langsung melalui radio dari Solo.

Banyak benda yang dapat disaksikan, baik syair putri Sunan Paku Buwono XI yang dijuluki Putri Tineke, maupun ruangan khusus untuk Ratu Mas alias permaisuri Sunan Paku Buwono X.

Batik juga tidak dapat dipisahkan dari budaya Jawa , karena itu di museum ini juga terdapat beberapa ruang di mana kita dapat mengagumi keindahan batik baik dari Kraton Solo, yogya dan juga pesisir yang dipengaruhi budaya Tiongkok. 

Batik-batik ini dipamerkan di Esther Huis, sebuah bangunan bergaya Indies yang sangat cantik. Selain batik juga ada kebaya dan benda beda antik yang merupakan perpaduan budaya Jawa Eropa dan Tiongkok.

Di dalam museum ini, Kita juga dapat menikmati arca dari zaman Hindu Budha yang dipamerkan di ruang terbuka berbentuk koridor. Ini yang tadi disebut sebagai Selasar Retja Landa.

Singkatnya selama sekitar 45 menit di dalam museum kita seakan-akan mengembara menembus mesin waktu ke masa lama pai dengan bunda Jawa yang kental.

Relief Borobudur | Dokumentasi pribadi
Relief Borobudur | Dokumentasi pribadi

Di ruang terbuka ada sebuah replika panel dari candi Borobudur. Di sini baru pengunjung bebas berfoto. Sekian itu juga dipamerkan beberapa Arca yang antik. Uniknya panel ini dirancang tidak tegak lurus melainkan sedikit miring.

Suasana si luar atau bagian belakang ini juga masih terasa antik dengan suasana pegunungan yang memiliki aura mistis. Bahkan ada sebuah gapura dengan arsitektur Jawa yang tetap menawan. 

Sister Province | Dokumentasi pribadi
Sister Province | Dokumentasi pribadi

Di salah satu sudut, terdapat sebuah prasasti peringatan 20 tahun Sister Province antara Kyoto Prefecture dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Setelah sejenak istirahat sambil menikmati cuaca sejuk kawasan Kaliurang, kami meninggalkan Taman Surga ini untuk mencari taman surga yang lain di sekitarnya.

foto-foto: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun