Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dua Gerai di Kota Tua Jakarta yang Penuh Inspirasi

18 Agustus 2022   10:14 Diperbarui: 18 Agustus 2022   10:17 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain meracik Kunyit Asem, Mas Ridho juga kemudian melanjutkan dengan menu andalan berikutnya yaitu Saranti. Jamu ini khas karena dicampur dengan cream dan susu. Bahan utamanya adalah beras dan kencur. Bahkan dijelaskan juga ada berbagai jenis berasa kencur dari berbagai daerah yang bisa dibedakan dengan hanya mencium aromanya.  Beras kencur yang dicampur sedikit jahe dan ari gula kemudian dimasukkan ke dalam blender. Dan selanjutnya  dicampur dengan es, krim susu dan dipres.  Hasilnya adalah jamu dingin berwarna utih dominan yang memiliki rasa unik. 

Koteka Trip menikmati jamu: Dokpri
Koteka Trip menikmati jamu: Dokpri

Rombongan Koteka Trip langsung mencicipi jamu Kunyit Asam yang berwarna kuning keemasan dan juga Saranti tadi dan langsung bisa merasakan kesegaran yang hadir di tenggorokan.   Yang unik adalah asa-usul nama Saranti yang ternyata diambil dari singkatan dua nama peraciknya yaitu Sari dan Ranti. 

Selain dinikmati langsung di gerai, berbagai menu andalan Aracaki juga dapat dibawa pulang dan sudah siap dalam kemasan.  Ada yang dalam bentuk kaleng seperti Golden Sparkling dan ada juga yang memakai merek Wilwatikta yaitu nama lain Majapahit dari jaman baheula.

Berabagai jenis baha jamu: Dokpri
Berabagai jenis baha jamu: Dokpri

"Oh Yah, Aracaki sendiri diambil dari nama profesi peracik jamu di jaman Majapahit," demikian ujar Ira Latief dan saya juga sempat melihat sebuah plakat kecil di dekat kasir di mana kafe ini merupakan salah satu tempat yang mendapat rekomendasi dari Wisata Kreatif Jakarta.

Wah ternyata berkunjung ke kota tua, kita dapat mengalami, menikmati dan sekaligus mengetahu suatu tempat yang memberikan inspirasi baru.  

Nah masih ada satu tempat lagi kuliner lagi yang akan dikunjungi Koteka Trip bersama Wisata Kreatif Jakarta kali ini. Tetapi sebelumnya kita akan mampir untuk nonton wayang dulu.  Kisah mengenai wayang akan ditulis dalam artikel berbeda. 

Singkat kata setelah menyaksikan wayang , kami terus berjalan di sepanjang Kali Besar dan kemudian belok ke kanan sehingga sampai di depan Halte TransJakarta. Di sini, kami masuk ke sebuah bangunan tua yang juga tidak kalah cantiknya.  Tempat ini bernama Kafe Sunyi.

Kafe Sunyi: Dokpri
Kafe Sunyi: Dokpri

Ini adalah Kafe Sunyi, sebuah kafe yang memang sunyi karena seluruh pekerja di sini adalah kaum difabel penyandang tuna rungu atau tuna wicara.  Karena itu, pelanggan diharapkan berkomunikasi dengan karyawan atau karyawati dengan menggunakan bahasa isyarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun