Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tahun Depan, Kereta Secepat dan Senyaman Ini Juga Ada di Indonesia

8 Agustus 2022   17:06 Diperbarui: 16 Agustus 2022   07:19 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Cepat Tianjin Beijing: Dokpri

Kereta Api Cepat Indonesia China Jakarta Bandung sekarang dalam tahap -tahap akhir penyelesaian. Bahkan EMU atau Electrical Mutiple Unit yang merupakan rangkaian gerbong yang canggih sudah dikirim dari Pelabuhan Qingdao di Tiongkok dan akan tiba di Indonesia bulan depan. 

Selanjutnya uji coba alias tes dinamis akan dijadwalkan pada November 2022 bertepatan dengan Presidensi Indonesia di G20 dan akan dihadiri oleh Jokowi bersama Xi Jin Ping.

Nah buat pembaca yang sedikit penasaran bagaimana sih rasanya naik kereta cepat di Tiongkok. Mungkin kisah pengalaman menjajal berbagai jenis kereta di berbagai kota di Tiongkok ini bisa memberikan sedikit gambaran akan seperti apa nanti rasanya naik kereta cepat tersebut.

Baiklah, pengalaman pertama saya sendiri mencoba kereta cepat adalah di Shanghai. Tepatnya pada tahun 2006. Jadi sudah lama sekali alias sekitar 16 tahun lalu. 

Itu adalah perjalanan pertama saya ke Shanghai walau sebelumnya sudah mampir ke beberapa kota lain di Tiongkok seperti Guangzhou, Guilin, Beijing dan Hangzhou.

Ketika pesawat Cathay Pacific saya mendarat di Pudong International Airport. Sekilas tampak sebuah airport yang cukup megah dan besar. Sangat berbeda dengan Bandara Bai Yun di Guangzhou yang pernah saya kunjungi pada 1997.  

Nah untuk naik kereta Maglev menuju pusat kota juga sangat mudah, tidak usah bertanya karena banyak petunjuk arah yang menuju ke stasiun Shanghai Maglev Train atau yang biasa disingkat SMT.

Di sini saya membeli tiket kelas ekonomi sekali jalan seharga 50 Yuan melalui vending machine Ternyata baru belakangan saya tahu bahwa ada juga tiket pp seharga 80 Yuan. 

Tiket first class sendiri harganya dua kali lipat. Namun karena rencananya saya akan kembali ke bandara dengan mencoba naik Airport bus.   Pada tahun 2006 Metro atau kereta bawah tanah di Shanghai belum sampai ke Airport di Pudong.

Shanghai Maglev: Dokpri
Shanghai Maglev: Dokpri

Kereta Maglev berangkat sekitar 15-20 ment sekali menuju ke Stasiun Metro Long Yang Road. Dari sini nanti saya bisa pindah naik metro untuk menuju hotel yang kebetulan di dekat Shanghai Train Staton atau Shanghai Huo ce Zhan.

Setelah masuk ke stasiun, rangkaian kereta maglev sudah menunggu. Dan ternyata tidak panjang hanya dan hanya terdiri dari 5 gerbong saja. Keretanya sekilas agak tambun dengan bagian depan berbentuk agak pipih.  Dicat warna putih dengan hiasan garis biru dan oranye di bagian bawah.  Di dekatnya ada tulisan atau logo SMT.   

Saya kemudian masuk ke kabin yang lumayan luas dan tidak begitu banyak penumpang. Deretan kursi di kelas ekonomi dua dan tiga kursi per baris dengan.  Kursi terlihat cukup nyaman dengan warna buru tua dan kabin memiliki jendela kaca yang sangat besar sehingga kita dapat melihat pemandangan di luar.

431 Km/Jam: Dokpri
431 Km/Jam: Dokpri

Tidak lama kemudian ada pengumuman bahwa kereta akan berangkat dan pintu-pintu ditutup secara otomatis.  Di bagian depan dan belakang kabin ada display yang menunjukkan kecepatan kereta.  Dalam waktu tidak sampai dua menit kereta terus melaju kencang hingga mencapai kecepatan maksimum 431 Km per jam. 

Hampir seluruh track kereta dibuat melayang dan sejajar dengan jalan tol di bawah. Ketika kereta melaju cepat, bangunan dan kendaraan di jalan tol seakan-akan mundur ke belakang saking cepatnya kereta melesat.  

Juga karena kereta ini menggunakan teknologi maglev atau magnetic levitation, maka ia seakan-akan melayang di udara sehingga terasa sangat mulus tanpa guncangan sama sekali.

Karena jarak antara Pu Dong International Airport dan Stasiun Long Yang Road hanya sekitar 30 kilometer, maka dalam waktu sekitar 7 atau 8 menit kereta sudah tiba di Long Yang road station. 

Dan kecepatan maksimum 430 km, per jam juga hanya berlangsung sekitar 3 menit saja karena setelah itu kereta memperlambat kecepatan sehingga berhenti dengan mulus di Long Yong Road Station. Penampilan Stasiunnya mirip dengan Stasiun LRT dengan atap melengkung yang megah.

Interior Beijing Nan Zhan: Dokpri
Interior Beijing Nan Zhan: Dokpri

Kisah kedua adalah perjalanan kereta cepat antar kota, yang merupakan kereta cepat pertama di Tiongkok.  Kali ini perjalanan dimulai di Tianjin untuk kembali ke Beijing.   

Kota Tianjin sendiri berjarak sekitar 140 km di sebelah tenggara kota Beijing dan dekat dengan Teluk Bohai dengan pelabuhannya yang ramai. 

Perjalanan dimulai dari Tianjin Zhan atau stasiun Tianjin dengan mengantre untuk membeli tiket kereta cepat. Uniknya di layar display terlihat petunjuk elektronik nomor kereta jam berangkat dan sisa tempat duduk yang ada.

 Untuk membeli tiket kereta cepat di loket kita perlu menunjukkan paspor dan tiket bisa digunakan untuk membuka pintu masuk ke peron. Saya hanya menyebut nama stasiun tujuan yaitu Beijing Nan Zhan atau Stasiun Beijing Selatan, dan kemudian membayar 58 Yuan per orang untuk tiket kelas ekonomi.

Stasiun kereta sangat megah dan besar dan megah dan mirip dengan bandara.  Sebelum masuk juga ada mesin X ray untuk bagasi yang kita bawa.  Setelah membeli tiket, kita kemudian menuju ke ruang tunggu yang berada di lantai atas. Ruang tunggu ini sangat besar dengan berbagai pintu dengan tujuan.  

Kita tinggal melihat nomor kereta dan pintu atau peron tempat kereta akan berangkat. Pintu menuju peron sendiri baru dibuka sepuluh menit sebelum keberangkatan kereta. Penumpang hanya bisa masuk dengan melakukan pemindaian tiket ke mesin.

Ketika pintu sudah dibuka, penumpang kemudian antre dengan tertib dan masuk ke dalam kereta. Dan tidak lama kemudian kereta mulai bergerak perlahan dan makin lama makin cepat sehingga mencapai kecepatan maksimum sekitar 350 km/jam.  

Kecepatan ini dapat dipantau di display yang ada di atas pintu di dalam kabin.  Perjalanan juga sangat mulus dan sama sekali tidak ada guncangan dan baik gedung gedung atau kendaraan di luar sana tampak seakan-akan bergerak mundur.

Kereta Cepat di Beijing Station: Dokpri
Kereta Cepat di Beijing Station: Dokpri

Sekitar 30 menit kemudian kereta pun tiba di stasiun Beijing Nan. Setelah keluar kereta saya baru sempat membuat foto kereta yang seluruh badan gerbong dicat warna putih dengan garis warna biru. 

Di gerbong paling depan bentuknya pipih mancung Stasiun Beijing Nan ini juga sangat egah dan besar dengan atap yang melengkung. Dari sini saya tinggal naik metro atau Diti menuju ke hotel.

Kereta Cepat Tianji  Beijing ini merupakan kereta cepat yang dibangun sejak tahun 2005 dan selesai tepat waktu sebelum Olimpiade di Beijing pada Agustus 2008. 

Demikian sekilas pengalaman naik kereta cepat di Tiongkok baik Maglev di Shanghai maupun dari Tianjin ke Beijing.  Sebentar lagi kita semua di Indonesia juga bisa mencoba naik kereta cepat dari Jakarta ke Bandung. Semoga kali ini tidak ditunda-tunda lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun