Sementara di sebelah kanan jalan dari seberang saya sempat melihat sebuah gereja yang cukup besar dan cantik. Namanya GBI Ngadinegaran Yogyakarta. Â GBI sendiri merupakan singkatan Gereja Betel Indonesia. Â
Bagian depan gereja ini ada hiasan bertuliskan huruf Yunani Alpha dan Omega yang mengapit sebuah tangan terbuka yang memegang sebuah buku, mungkin Al-Kitab atau injil.
Kembali ke sebelah kiri jalan, ada sebuah rumah tua dengan halamannya yang luas. Sepertinya sedang direnovasi dan arsitekturnya mirip dengan rumah-rumah di Kebayoran Baru yang dibangun pada era 1960-an. Terkesan sangat minimalis dan cantik.
Tidak jauh dari rumah ini, ada sebuah bangunan bertingkat dua yang terdiri dari beberapa petak alias pintu. Di salah satu pintu ada sebuah kendaraan yang sedang parkir. Halamannya cukup luas dan di dinding bagian depan ada tulisan Azalia Homestay. Â Â
Rupanya di sebelah selatan Plengkung Gading juga sudah mulai tumbuh hotel dan penginapan karena sebelumnya saya juga sempat melihat logo beberapa franchise penginapan.
Akhirnya saya sampai kembali di lampu merah dekat Plengkung Gading. Pintu gerbangnya yang khas dengan atap melengkung dan lebarnya yang minimalis sehingga kendaraan roda empat harus bergantian melewatinya merupakan salah satu ciri khas pintu gerbang dari selatan menuju ke kawasan Jeron Benteng ini. Â
Saya pun kembali berada di Alun-Alun Kidul. Sejenak beristirahat sambi memperhatikan kegiatan orang-orang yang jalan kaki atau jogging, bermain Masangin atau sekedar cuci mata dan kulineran di sini. Â Kalau ditotal pulang pergi, saya mungkin berjalan kaki lebih dari 7atau 8 kilometer pagi ini.
Jalan kaki di Yogya, memang selalu menyenangkan. Â