Setelah melewati Suryodiningratan ada sebuah Klinik khitanan Paramedika dan di depannya ada sebuah gerobak Es Oyen Bandung.
Berjalan terus ke selatan, saya tiba di Kampung Minggiran.  Selain pintu gerbang kampung, bangunan pertama yang saya jumpai adalah SD Negeri I Minggiran lengkap dengan pengumuman mpenerimaan peserta didik baru untuk tahun ajaran 2022/2023.  Di sebelahnya  ada sebuah sekolah taman kanak-kanak yang menyebut dirinya  sebagai sekolah ramah anak.  Ada beberapa anak yang baru datang ke sekolah dan diantar oleh orang tua mereka.
Jalan DI Panjaitan atau yang dulu bernama Gebayanan masih panjang membentang. Â Setelah sekolah saya juga bertemu dengan Kecamatan atau Kemantren Mantrijeron. Disini ada spanduk yang menjelaskan bahwa DIY bebas stunting.
Sekitar 150 meter setelah kantor kecamatan , ada halaman gedung yang dijadikan tempat jualan. Berbagai jenis pakaian digantikan di halaman konblok dan penjualnya hanya  duduk di atas karung plastik pembungkus pakaian tersebut. Bangunan besar bertingkat ini ternyata sebuah hotel yaitu Hotel Al Ashri by Urban.
Tidak terasa Jalan DI Panjaitan pun kemudian berakhir dan berganti nama dengan Jalan Ali Maksum dan suasana kampung Islam mulai terasa dengan hadirnya Pondok Pesantren Al Munawir Kompleks L. Pintu gerbang dan papan nama pesantren yang didominasi warna hijau seakan-akan mengucapkan selamat datang di Krapyak. Â Saat ini, saya sudah berada di Kabupaten Bantul dan bukan lagi Kota Yogyakarta.
Tidak jauh dari sini, di sebelah kiri ada gedung berlantai empat yang juga didominasi warna hijau. Gedung ini adalah Yayasan Pondok Pesantren Ali Maksum.Â
Bukan itu saja, beberapa gedung di sebelahnya ada lagi gedung Pondok Pesantren Al Munawir  kompleks I dan J. Suasana pondok pesantren kian marak dengan banyaknya santri yang bersarung dan peci lalu lalang di sini.