Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Serunya Jalan Kaki Menuju Kampung Santri di Yogya

17 Juli 2022   06:16 Diperbarui: 17 Juli 2022   06:18 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu, saya memulai perjalanan dari kawasan Alun-alun Kidul dan di sini kembali melihat informasi mengenai Filosofi Daur Kehidupan Manusia versi Jawa yang disebut Sangkan Paraning Dumadi.

Dari sekian banyak tempat, masih ada satu yang selama ini belum sempat saya kunjungi dari dekat melainkan hanya pernah sekilas melintas dengan kendaraan. Karena itu saya ingin berjalan kaki menuju tempat itu, yaitu Panggung Krapyak yang disebut sebagai 'The beginning of Human Life.'

Dari alun-alun, saya berjalan santai melewati Plengkung Gading dan menyebrangi jalan MT Haryono menuju ke Jalan DI Panjaitan yang membujur ke arah selatan.

Sekilas tidak ada yang istimewa dengan jalan ini. Kaki limanya standar hanya sekitar 1 meter dan lalu lintas pagi itu cukup ramai. Yang pertama menyambut saya adalah Pasar Gading dan kemudian Polsek Manterijeron.

Setelah berjalan sekitar 300 meter di sebelah kiri, ada sebuah klinik yang beroperasi 24 jam yang merupakan tempat saya berobat.

Six Senses: Dokpri
Six Senses: Dokpri

Sekitar 100 meter dari klinik saya melewati sebuah gedung besar dengan pagar tembok putih yang tinggi. Pintu gerbangnya besar dan tertutup rapat. Di atasnya ada tulisan 'Six Senses'.  Gedung ini ternyata merupakan bangunan tua yang dijadikan restoran Spanyol dan Laut tengah sesuai dengan plang yang ada di depannya.

Pameran Tunggal: Dokpri
Pameran Tunggal: Dokpri

Tepat di sebelahnya ada sebuah rumah kecil model Jawa yang dijadikan tempat pameran tunggal  Dyah Retno.  Uniknya ada spanduk bertuliskan tema pameran yang bagaikan rumus kimia dan durasi pameran sepanjang Juli 2022.  Rupanya rumah kecil ini milik Cemeti Institute yang sering menggelar pameran seni. 

Perjalanan dilanjutkan dengan menyebrang jalan dan menyusuri kaki lima yang lebih besar dan nyaman serta banyak pohon Asem dan Tanjung yang menaungi. Terasa cukup nyaman jalan kaki di sini walau tidak ada temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun