Saya kemudian melihat rumah dari sisi depan, tepat di dari halaman di antara pintu gerbang yang tertutup dan rumah besar dari kayu yang dicat warna hijau dengan rona putih. Â
Di depan rumah ada beranda yang dilengkapi dengan seperangkat meja dan toga bah kursi dari rotan yang cantik. Sebuah lampu gantung ada di atas meja dan beberapa lampu juga ada di dinding. Beberapa kursi tua juga ada di beranda ini dan diletakkan di tepi dinding.
Masuk ke dalam rumah, sebuah ruang luas menyambut dengan perabotan yang memang antik dan cantik.Â
Lantainya terbuat dari ubin dengan pola bebungaan warna kombinasi kuning tua, coklat dan putih susu, khas ubin rumah-rumah zaman Belanda. Selain kursi dan meja tua, ada sebuah gramofon dan juga banyak lukisan besar pejabat-pejabat era Kolonial.
Saya kemudian melihat beberapa ruangan lainnya seperti ruang makan dan dapur yang juga terlihat antik, nyaman dan indah. Kita bagaikan berada di sebuah mansion atau istana alias rumah orang kaya di zaman dahulu.
Ada seorang gadis yang menjaga rumah ini dan menjelaskan bahwa di lantai bawah terdapat kamar yang digunakan oleh Nyai Ontosoroh sementara kamar Annelis ada di lantai dua.
Saya kemudian naik ke lantai dua dan melihat ruangan-ruangan yang ada.Â
Di sini ada ruangan perpustakaan yang berisi sebuah meja kerja yang diapit  dua rak buku besar yang tingginya sampai ke langit-langit.Â