Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ada Apa Saja di Gua Maria Bukit Kanada Rangkasbitung?

2 Juli 2022   10:32 Diperbarui: 2 Juli 2022   10:53 5107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selesai bertandang ke Museum Multatuli, kami mulai merasa lapar dan akhirnya mampir ke sebuah resto Bebek masih di pusat kota Rangkasbitung.  Perjalanan kemudian dilanjut ke tempat wisata religi yang namanya keren yaitu Gua Maria Bukit Kanada.

Pintu masuk lokasi Gua Maria ini menjadi satu dengan Akademi Keperawatan Yatna Yuana Lebak, sehingga pada awalnya kami merasa ragu untuk masuk. Begitu melewati tempat parkit dan bertanya kepada seorang lelaki yang ada di sana, baru ditunjukkan arah ke Gua Maria, yaitu belok ke kiri sedikit beberapa puluh meter. Sore itu, suasana di Kompleks Gua Maria sangat sepi. Di tempat parkir sama sekali tidak ada pengunjung yang lain.  

Pintu Gerbang: Dokpri
Pintu Gerbang: Dokpri

"Gua Maria Bukit Kanada," demikian tertulis pada pintu gerbang kecil yang terbuat ari beton dengan motif batang pohon berwarna coklat muda.  Tulisannya sendiri terbuat dari kuningan.  Di balik pintu gerbang ada jalan yang terbuat dari konblok namun sedang direnovasi dan nantinya akan diubah menjadi beton.  Suasana sejuk karena habis hujan masih sangat mendominasi. Sebenarnya jalan dengan konblok lebih bersahabat karena bisa menyerap air,

Kami berjalan menyusuri jalan ini dan kemudian belok ke kiri mengikuti petunjuk lalu tiba di sebuah pos sekuriti.  Tidak diperlukan tiket masuk untuk berwisata maupun berziarah ke tempat ini.  Bagi yang mau mengisi buku tamu juga dipersilahkan, seandainya tidak mau mengisi juga tidak diwajibkan, demikian kira-kira pesan yang disampaikan petugas sekuriti tersebut.

"Bukit Kanada merupakan singkatan Bunda Kita Kampung Narimbang Dalam," demikian sekedar informasi yang didapat dari petugas tadi sekaligus menjawab rasa penasaran yang sempat membuncah selama dalam perjalanan. Nama Kanada seakan-akan memiliki hubungan dengan sebuah negara di sebelah utara Amerika Serikat.

Agrowisata: Dokpri
Agrowisata: Dokpri

Kami terus berjalan menyusuri jalan campuran konblok dan beton.  Dan di sebelah kiri ada pintu gerbang dengan tulisan Kawasan Agro Wisata Gua Maria Bukit Kanada.  Di bawahnya ada juga rincian tulisan seperti Saung Mawar, Taman Kelinci, Toko Rohani, Kolam Ikan Koi, Rumah Kompos, Tanaman Hias, Budidaya Ikan, dan Kebun Sayur.  Sebuah kolam tampak di balik pintu gerbang ini.  Namun sesuai petunjuk jalan kami belok kanan mengikuti arah ke Gua Maria, Grotto Kebangkitan, dan Kapel.

Patung Bunda Maria di bawah pohon beringin: Dokpri
Patung Bunda Maria di bawah pohon beringin: Dokpri

Tidak lama kemudian, kami sampai di sebuah patung Bunda Maria yang sedang memanggul tubuh Yesus.  Lokasinya persis berada di sebuah pohon beringin raksasa dengan akar-akarnya yang bergelantungan. Suasana yang sangat alami dan tenang membuat kami merasa nyaman di tempat ini.  Sepi dan tidak ada siapa-siapa.  Sebuah papan peringatan bertuliskan: "Harap Tenang, Dilarang makan dan minum di lokasi Goa Maria."

Patung 12 Murid: Dokpri
Patung 12 Murid: Dokpri

Kami terus berjalan menuju Gua.  Ada sebuah tangga yang lumayan landau dan di kedua sisinya dihiasi patung warna putih.  Ada 12 patung, 6 di sisi kanan dan 6 di sisi kiri.  Ternyata ini adalah patung dua belas rasul murid Yesus. Pada kaki patung itu tertulis nama-nama mereka masing-masing. Sebagian patung dilengkapi dengan salib.

Gua Maria: Dokpri
Gua Maria: Dokpri

Akhirnya kami pun sampai di depan gua maria.  Patung Bunda Maria tampak berdiri di dalam gua dengan posisi tangan bersedekap.  Jubahnya yang putih dan kalungan rosario dengan salib menghias tangan tersebut.  Di atas patung tampak cahaya Mentari yang muncul dari lubang kecil.  Sementara di kaki patung, puluhan karangan bunga yang dibawa oleh para penziarah berderet rapi.  

Masih di altar di depan patung, ada tiga susun lilin putih tempat penziarah berdoa. Namun sisa-sia hujan membuat semua lilin dalam keadaan padam. Dan kita juga harus sedikit berhati-hati karena lantai agak licin.  Saya sempatkan masuk ke dalam gua dan melihat patung dari sisi kanan. DI sini terlihat beberapa lilin yang masih menyala.  Sepasang patung malaikat bersayap menjaga patung Bunda Maria dan guanya ini.

Patung Malaikat: Dokpri
Patung Malaikat: Dokpri

Tidak jauh dari gua juga ada patung Malaikat St Michael dan Gibrael serta di dinding ada sebuah prasasti bertuliskan "Pemberkatan Gua Maria Bukit Kanada Rangkasbitung Tanggal 13 Agustus 1988 oleh Mgr. Ignatius Harsono PR , Uskup Bogor."  Suasana hening dan sendu membuat kami hanya melihat dengan tenang dan kemudian meninggalkan gua ini menuju ke Makam Yesus mengikuti petunjuk jalan.

Pintu  Gerbang: Dokpri
Pintu  Gerbang: Dokpri

Kami kemudian memasuki pintu gerbang bergambar dua buah salib dan kutipan ayat-ayat suci lalu sampai di sebuah bangunan bertuliskan Grotto Kebangkitan. Kata Grotto sendiri dalam Bahasa Latin atau Italia berarti Gua.  Tidak ada keterangan lain apakah ini yang dimaksud dengan makam Yesus.

Grotto Kebangkitan: Dokpri
Grotto Kebangkitan: Dokpri

Di dalamnya ternyata mirip sebuah gereja atau kapel di bawah tanah dengan deretan kursi batu dan di depannya terapat sebuah altar berbentuk makam diterangi cahaya lilin. Suasana di dalam gua ini memang sangat tenang dan hening serta sedikit gelap. Kami tidak lama-lama di dalam gua dan segera keluar kembali.

Di dinding dekat grotto ini, kembali ditemukan sebuah prasasti bertuliskan :"Jalan Salib Mini & Grotto Kebangkitan Gua Maria Bukit Kanada Diberkati dan diresmikan oleh Mgr, Paskalis Bruno Syukur, Uskup keuskupan Bogor pada 12 Agustus 2018. 

Senja makin menggelantung dan tibalah saatnya meninggalkan tempat zarah dan wisata religi ini.  Sebelumnya kami sempat mampir di sebuah taman dan tempat berfoto yang bertuliskan 'Gua Maria Bukit Kanada Rangkasbitung."  Dalam perjalanan menuju tempat parkir, kami bertemu dengan rombongan penziarah atau wisatawan yang kebanyakan terdiri dari para remaja putri. Di antaranya ada  memakai hijab. 

Rangkasbitung, Akhir Juni 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun