Tepat di depan rumah bernomor sekitar 55 atau 57, ada tukang Bakpao yang bertuliskan Medan Songbie. Â Karena agak lapar, saya berhenti sebentar dan membeli sebuah bakapo. Â Harganya 11 ribu Rupiah, Â memang lebih mahal dibandingkan bakpao di daerah lain atau di Stasiun Trans Jakarta di Pancoran yang hanya sekitar 8 ribu Rupiah. Mungkin karena di daerah Menteng. Ketika saya duduk sebentar sambil makan bakpao ada seorang perempuan yang juga membeli. Bedanya dia menggunakan sepeda motor, sementara saya hanya berjalan kaki. Â Udara sore yang cukup bersahabat membuat perjalanan sore di Jakarta Pusat tetap menyenangkan.
Selesai makan Bakpao, saya melanjutkan perjalanan, belum terasa lelah, apalagi sudah mengisi amunisi. Â Namun tidak banyak yang dilihat di Jalan Yusuf Adiwinata ini kecuali rumah-rumah besar dengan halaman lumayan luas dan pintu pagar yang selalu tertutup rapat.
Di lampu merah berikutnya , saya sampai di persimpangan dengan Jalan Sutan Syahrir dan kali Malang yang memisahkannya dengan Jalan Moh Yamin. Â Saya belok kanan dan meniti Jalan Sutan Syahrir. Kaki lima di sini sangat sempit dan Sebagian ditumbuhi dengan pohon-pohon tua yang akarnya besar. Seraya berjalan di tengah rimba di Angkor. Â
Berjalan tidak lama sudah terlihat Bundaran HI di kejauhan dengan lalulintas yang ramai. Â Di sebelah kanan, saya juga melihat parkiran di Belakang Wisma Nusantara. Â Tiba di Bundaran HI, kembali saya bingung mau menyeberang lewat mana. Saya melihat Halte Trans Jakarta Bundaran HI yang sedang direvitalisasi. Dan Untungnya tidak jauh dari sini tepat di depan hotel Pulman ada zebra cross tempat menyeberang Jalan Thamrin menuju ke Plaza Indonesia dan Hotel Grand Hyatt. Karena jangan coba-coba menyebrang sembarangan di sini kalau tidak mau didenda 5 Juta Rupiah seperti tertra di pengumuman ini.
Tepat di tepian Bundaran HI ini, ada beberapa sepeda warna merah oranye yang diparkir di tepi jalan. Kondisinya sangat memprihatinkan karena walau masih bagdgus tetapi Sebagian sudah risak dan bahkan ada yang tempat duduknya sudah copot. Rupanya ini adalah Bike Sharing DKI yang sekitar tahun 2020 lalu baru diresmikan pemda DKI. Â Ada dua tempat penumpukan sepeda yang semuanya sudah menjadi kuburan. Â Sebelumnya saya juga sempat melihat kondisi serupa di Jalan Sudirman.
Sekitar pukul 5 sore akhirnya saya sampai di Grand Indonesia, dan berakhirlah perjalanan sore jalan kaki di kawasan Menteng. Kawasan yang selama ini sering saya lewati tetapi selalu menggunakan kendaraan. Lebih 2 kilometer saya berjalan kaki, namun selama itu, tidak satu pun pejalan kaki yang menemani.
Ternyata dengan berjalan kaki, kita bisa melihat dan belajar lebih banyak.
Foto-foto: Dokpri