Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Bijak untuk Menanggapi Kasus UAS di Singapura

21 Mei 2022   07:43 Diperbarui: 21 Mei 2022   07:51 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka pada umunya mendukung keputusan pemerintah Singapura dengan alasan bahwa kebijakan tersebut merupakan hak eksklusif suatu negara.

"Singapura itu emang keras banget sama yang radikal2 agama. Bahkan disana kabarnya, cukup dgn UU terorisme mereka, bicara tentang agama dlm bentuk kekerasan sdh ditangkap..," tulis Denny Siregar melalui akun twitternya @Dennysiregar7

Jelas sekali DS bahkan sangat mendukung insiden ini dan bahkan menganjurkan UAS untuk memperbaiki citra agar tidak ditolak lagi di kemudian hari.  Selain itu banyak juga pernyataan DS yang bisa membuat pendukung UAS naik darah.

Kelompok yang selama ini sering merasa tersinggung dengan ceramah UAS juga biasanya cukup senang dengan insiden di atas. 

Mereka yang selama ini sering disebut kafir misalnya seakan-akan mendapat dukungan moril dan kekuatan tersendiri bahwa UAS yang sangat dihormati kelompoknya di Indonesia bisa menjadi tidak berdaya menghadapi negeri sekecil Singapura.

Nah lalu bagaimana pandangan kelompok yang dianggap netral terhadap insiden ini. Kelompok ini biasanya menanggapi dengan kepala dingin.  Mereka berpendapat bahwa yang dilakukan Singapura bukan islamofobia, tetapi lebih bertujuan melakukan hal ini demi kepentingan nasional mereka. 

Mereka juga kemudian mengungkapkan fakta bahwa bukan hanya ulama atau penceramah Islam yang pernah ditolak masuk ke Singapura. Pihak otoritas Singapura juga pernah menolak masuk beberapa pengkhotbah non muslim yang dideteksi berpotensi membahayakan keharmonisan antar ras dan agama di Singapura.

Sementara itu dari sisi pemerintah, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid juga mengatakan bahwa hal ini adalah hal yang biasa. 

Bahkan tokoh pejabat Indonesia seperti Prabowo Subianto dan Gatot Nurmantyo juga pernah ditolak Amerika Serikat. Bahkan Wamenag juga mengajak masyarakat, khususnya umat Islam untuk menjadi lebih terbuka dan menjauhi prasangka yang berlebihan, Singkatnya masyarakat dianjurkan untuk menanggapi insiden ini secara biasa-biasa saja.

Nah sebagai pembaca awam yang bukan siapa-siapa, tentunya kita dapat mengambil pelajaran dari kejadian dan reaksi berbagai kelompok di atas.  

Tentunya berpulang kepada pendapat masing-masing, tetapi ada baiknya kita lebih bijak dalam mengemukakan pendapat, tidak berlebihan membela atau mengecam seseorang atau negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun