Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Hari Kartini, Ini Sebabnya Tidak Ada Hari Kartono

23 April 2022   13:47 Diperbarui: 23 April 2022   13:50 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raden Mas Kartono: Tirto.id

Ketika menjadi wartawan perang ini, Kartono mendapatkan pangkat mayor dalam tentara sekutu walaupun dia tidak pernah mau membawa senjata.  Kartono terbilang sukses dalam kariernya sebagai wartawan terutama ketika meliput suatu perundingan rahasia antara Jerman dan Perancis yang konon diadakan di gerbong kereta api di tengah hutan di Perancis. Konon perundingan ini yang kemudian menjadi cikal balal Perjanjian Versailles yang menandakan kemenangan sekutu pada Perang Dunia Pertama itu.

Setelah Perang Dunia berakhir, karier Kartono kian cemerlang dan mendapat tugas sebagai penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa yang menjadi pendahulu PBB.  Selain itu, pada 1919, Kartono juga ditugaskan sebagai atase kebudayaan di Kedutaan Besar Perancis di Den Haag.

Namun Kartono akhirnya merasa bosan hidup di Eropa dan pada 1925 dia kembali ke Hindia Belanda. Walau penuh keraguan akan masa depannya di tanah air sendiri. Walaupun demikian dia ingin bekerja untuk surat khabar Eropa dari tanah Jawa dan juga mendirikan sebuah perpustakaan untuk masyarakat pribumi. Sayang keinginan dan cita-citanya ini tidak ada yang terlaksana.

Walau sempat ditawarkan beberapa pekerjaan oleh pemerintah Hindia Belanda, Kartono menolak dengan memberikan beberapa alasan. Akhirnya dia sempat mendapat pekerjaan di Taman Siswa sambil memberikan kursus bahasa kepada orang asing. Kartono kemudian keluar dari Taman Siswa pada 1927. Gerak-geriknya selalu diawasi oleh pemerintah kolonial Belanda.

Namun Kartono juga mempunya satu bakat lain yang terpendam. Bakat dalam dunia supernatural hingga dia bisa mengobati orang dengan menempelkan tangannya di dahi pasien. Bahan di Eropa pun dia sudah pernah mempraktikkan kemampuan ini.

Karena itu di Bandung akhirnya beliau mendirikan sebuah klinik atau tempat pengobatan yang bernama Darussalam dan mengobati banyak pasien secara tradisional sehingga beliau mendapat julukan wonderdoktor.

Namun Kartono sendiri hidup terus melajang. Dan ketika memasuki zaman Jepang hingga menjelang kemerdekaan, kesehatannya terus menurun serta menderita kelumpuhan setengah badan. Sampai akhirnya beliau mangkat pada 8 Februari 1952 dalam usia 65 tahun dengan status lajang.

Beliau dimakamkan di Desa Kaliputu, Kudus Jawa Tengah.

Demikian sekilas kisah mengenai sosok Kartono. Kakak kandung Kartini yang terkenal. Nasib keduanya  memang sangat kontras, karena nama Kartono sendiri nyaris dilupakan zaman.

Itu sebabnya kita mengenal 21 April sebagai Hari Kartini, Tetapi tidak pernah ada 10 April sebagai Hari Kartono.

23 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun