Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Hikmah yang Dapat Diambil dari Kasus Penganiayaan Ade Armando

13 April 2022   08:35 Diperbarui: 13 April 2022   08:47 2095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Harianaceh.co.id

Keramaian, riuh rendah suasana demo, kekerasan, rasa bangga dan sorak-sorai telah usai. Yang tersisa hanyalah puing-puing, sampah, dan rasa sakit.  Barangkali itu yang dapat kita simak dari suatu peristiwa yang belum lama berselang. Demo pada 11 April 2022.

Peristiwa demo mahasiswa untuk menolak wacana Jokowi tiga periode dan juga pengunduran Pemilu 2024 sudah selesai. Secara umum berlangsung dengan baik walau ada sedikit ricuh dan kekacauan. Namun bagi Ade Armando, tanggal 11 April kemarin mungkin merupakan hari buruk.  

Dia secara tidak diduga diserang massa dan dikeroyok serta dianiaya beramai-ramai tanpa bisa melawan. Selain wajah yang bonyok serta penghinaan karena celananya sempat dilucuti, ternyata dia juga mengalami cedera yang cukup serius. Selain itu beberapa orang polisi dan petugas keamanan juga harus terluka.

Setelah dirawat di rumah sakit Siloam di kawasan Semanggi , Ketua Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) itu harus melewati berbagai pemeriksaan, di antaranya adalah CT Scan di kepala yang mengkonfirmasi adanya pendarahan otak.  Bahkan walau kondisinya terlihat membaik, tetapi masih harus terus dipantau dan bila kondisinya memburuk harus dilakukan tindakan operasi.


Lalu apa saja konsekuensi yang bisa terjadi pada Ade Armando> Ternyata tergantung seberapa parah kondisinya, pendarahan otak di bagian belakang yang diderita Ade bisa mengakibatkan gangguan di keseimbangan dan penglihatan.

Nah ternyata peristiwa yang mungkin pada awalnya hanyalah berasal dari kegeraman sekelompok orang yang selama ini sering merasa tersakiti atau tersinggung akibat ucapan Ade Armando di media sosial, bisa berakibat sangat fatal. Mirisnya, melalui berbagai komentar di dunia maya, kita melihat ternyata cukup banyak orang yang gembira dan senang atas kejadian ini.

Melihat dan mengamati peristiwa penganiayaan ini, ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil:

1. Demo memang hak warga negara, tetapi.....................

Demonstrasi atau unjuk rasa memang merupakan hak warga negara. Tetapi sebelum melakukan hal ini, ada baiknya melakukan banyak perhitungan akan adanya kemungkinan penyusupan orang atau kelompok yang ingin mengail di air keruh.

Dalam kasus demo mahasiswa tanggal 11 April 2022 yang lalu, tidak ada yang salah dengan tujuan demo itu sendiri, tetapi melihat momentum pelaksanaan yang dilakukan pada bulan Ramadhan, terasa kurang pas dan nyaman. Bulan puasa lebih baik digunakan untuk memperbanyak ibadah dan melakukan muhasabah baik untuk diri pribadi dan kelompok. 

Hampir dipastikan, kebanyakan yang demo sebenarnya menjalankan ibadah puasa, dan akibat tindakan yang dilakukan atau kata-kata yang diucapkan selama demo, ada yang terpaksa batal puasanya atau paling tidak berkurang pahalanya. Bahkan ada yang melakukan dosa karena menyakiti orang lain seperti halnya penganiayaan.

2. Kekerasan di balik nama massa

Budaya kita masih sangat dekat dengan kekerasan, terutama bila berlindung dalam naungan massa, Secara umum, kita adalah bangsa yang ramah dan baik. 

Pada umumnya kita tidak tega untuk menyakiti seseorang. Tetapi bila sudah dalam kerumunan masa, kita mudah sekali kehilangan identitas individu dan merasa bahwa apa yang kita lakukan atas nama massa tidak perlu dipertanggungjawabkan secara hukum. Karena itu sudah umum dan biasa terjadi maling yang dihakimi massa, kerusuhan dan tawuran serta hal hal negatif yang melibatkan massa. Bahkan dalam sejarah sudah tidak terhitung kisah kelam negara dan bangsa ini yang berlindung di balik kerusuhan massa.

3. Ayo lebih hati-hati dan waspada

Bagi tokoh yang selama ini cukup kontroversial seperti Ade Armando, mestinya juga harus lebih hati-hati dan sadar bahwa di luar sana sangat banyak individu dan kelompok yang tidak suka dengan kegiatan yang selama ini dilakukan di dunia maya.  Karena itu sebelum tampil di pentas keramaian, harus dipertimbangkan kembali keamanan fisik diri sendiri. 

Akhir kata, ayo kita semua memperbaiki diri sendiri untuk selalu menghindari perdebatan yang tidak perlu baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Selain itu ada baiknya mengurangi menyerang kelompok lain untuk membela kelompok sendiri. 

Kita semua sadar bahwa hidup berdemokrasi memang tidak mudah. Kekerasan terjadi dimana-mana,  dan bukan hanya di negeri ini. Karena itu ada baiknya menahan diri dan mencoba menghindar dari potensi kekerasan, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban.

Salam Damai dari Kompasiana.

13 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun