Masing-masing narasumber membawakan topik yang sangat menarik dan memberikan beragam inspirasi untuk kemajuan wisata di Mandalika, Lombok dan juga NTB secara keseluruhan sesuai dengan tema konferensi.
Ekawati yang tampil langsung dari Paris membuka pemaparannya dengan salam subuh sambil menyatakan bahwa di Paris masih pukul 3 pagi. Dia mengungkapkan fakta tentang banyaknya event olahraga yang diadakan di Perancis seperti Tour de France, Vende Globe, Paris Marathon dan juga Roland Garros.
Perancis juga bahkan pernah menjadi tuan rumah World Cup 1998, Euro dan juga nanti menjadi tuan rumah Olimpiade 2024. Nah, dengan begitu banyak yang kita bisa pelajari dari pengalaman Perancis ini untuk mengembangkan NTB dan sebagai destinasi Sport Tourism.
Lombok sendiri mempunyai potensi yang sangat besar karena selain memiliki pantai, juga memiliki air terjun dan juga gunung seperti Rinjani. Karena itu, Lombok dapat meraup nilai tambah dari Sport Tourism terutama dari kuliner dan juga souvenir khas yang ada di Lombok. Seperti kopi, madu moringa dan lain-lain.
Selanjutnya Dr. M Firmansyah membahas mengenai Tourism Sport di NTB dan Peran Ekonomi Lokal yang ditinjau dari Ekonomi Kelembagaan. Beliau menelaah sejauh mana peran ekonomi lokal dalam Sport Tourism di Kawasan Mandalika.
Firmansyah juga bercerita tentang berbagai kawasan wisata di NTB seperti berbagai Gili, Pantai Seginggih dan juga Kawasan Kuliner Sayang-Sayang.
Yang ingin disampaikan adalah bagaimana mengembangkan semua potensi yang ada ini dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika sehingga ekosistem bisnis ini bisa berkembang dan maju bersama. Yang diinginkan adalah kehadiran Kawasan Mandalika menjadi komplementer dan bukan substitusi kawasan lain yang sudah eksis terlebih dahulu.
Budayawan Sasak Lalu Putria yang tampil mengenakan busana tradisional Lombok bernama "dodot" juga membahas event konferensi ini dari sudut pandang budaya dan adat serta kearifan lokal yang ada di Lombok.
Dia juga menyebutkan bahwa tertulis dalam kitab lontar "Lombok Mirah Sasak Adi". Kalau diterjemahkan satu persatu Lombok artinya lurus atau jujur, mirah artinya permata, sasak artinya kenyataan, dan adi artinya baik. Singkatnya beliau mengajarkan falsafah dan ajaran yang sangat luhur dari bumi Lombok yang indah ini.
Dari sudut pandang yang lain, Adi Prinantyo juga memaparkan analisis SWOT untuk Mandalika. Dimana salah satu kekuatannya adalah keindahan alam sirkuit Mandalika yang menyatu dengan pantai. Selain itu kesaksian dan pujian oleh para pembalap tentang daya cengkram sirkuit yang terbaik di dunia terutama di waktu hujan.
Dalam Sesi kedua, kita juga mendengarkan paparan Helianti Hilman mengenai peran kuliner dan kearifan lokal dalam menunjang pariwisata. Dipaparkan mengenai makanan-makanan lokal yang ternyata memiliki potensi luar biasa untuk dijual ke dunia internasional.