Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rintihan Hati Seorang Perawat Menghadapi Virus Korona

24 Maret 2020   14:54 Diperbarui: 24 Maret 2020   15:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dokumentasi pribadi

Virus Korona semakin merajalela di Indonesia. Diawali dengan 2 kasus pada awal Maret kini sudah sekitar 600 orang positif dengan jumlah dan persentasi korban meninggal tertinggi di Asia Tenggara. 

Karena itu tidak mengherankan kalau pandemi korona  ini setiap hari menjadi momok bagi setiap orang. 

Sekolah dan kampus sudah menghentikan kegiatan belajar tatap muka. Kantor pemerintah dan swasta mengimplementasikan kerja dari rumah dan banyak tokoh politik bahkan sudah menyerukan agar Indonesia lockedown. 

Ekonomi pun mulai susah, mal sepi, tempat hiburan tutup, semua tempat wisata ditutup serta nilai rupiah semakin loyo. 

Beberapa hari lalu saya sempat mampir ke sebuah rumah sakit swasta untuk fisioterapi. 

Suasana rumah sakit sedikit lebih sepi siang itu sehingga tidak banyak pasien. 

Sementara alat fisioterapi bekerja, suster meninggalkan saya sendiri dan dia bercakap-cakap dengan temannya sesama perawat. 

Rupanya perawat muda ini mengutarakan isi hatinya berupa rasa khawatir terjangkit virus korona

Dia mengatakan  bahwa sudah ada dokter dan perawat di rumah sakit lain yang terjangkit virus dan bahkan sudah ada yang meninggal. 

Selain itu perawat ini juga ingin sekali pulang kampung di luar Jawa karena kebetulan hidup merantau di Jakarta. 

'Kalau kena korona, siapa yang peduli,' katanya lagi kepada temannya, 

Saya terus terbaring di ruang fisioterapi sambil mendengarkan cerita sang perawat, dia berharap rumah sakit menghentikan pelayanan yang tidak esensial dan bisa ditunda sehingga dia bisa  cuti dan pulang kampung. 

Selain itu dia juga sangat khawatir kalau kalau semua perawat akan di karantina di rumah sakit seperti yang terjadi di salah satu rumah sakit lain. 

Tidak terasa, sekitar 30 menit pun sudah berlalu. Sang perawat kembali ke ruangan saya dan mulai merapihkan peralatan fisioterapi. 

Demikian sejenak mampir ke rumah sakit ketika korona merebak dan mendengarkan curahan hati seorang jururawat. 

Semoga virus korona segera berlalu dan kehidupan pun kembali normal. 

24 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun