Di dinding ini pula dipahat nama-nama kota beserta estimasi jumlah penduduk yang menjadi korban peristiwa memilukan tersebut.
Melewati Memorial Wall, kita sampai ke pusat monumen yang berbentuk lingkaran yang disebut dengan Memorial Sanctuary. Ada dua belas dinding yang terbuat dari batu basal yang miring ke dalam membentuk lingkaran.Â
Ternyata alasan dinding ini dibuat miring adalah untuk mewakili rasa duka dan bekabung bagi siapa pun yang berkunjung ke memorial ini,Â
Untuk masuk ke pusat monumen yang memiliki ketinggian sekitar satu setengah meter lebih rendah, Â kita harus menuruni beberapa anak tangga yang curam. Rupanya memang sengaja dirancang demikian agar pengunjung menundukan kepala sebagai tanda hormat dan respek.Â
Di sekitar api abadi itu ada deretan kuntum bunga yang dibawah Penziarah. Walau saya tidak membawa bunga biarlah hati dan kalbu kemanusiaan saya yang menemui arwah para korban.
Di tempat ini, sambil bersimpuh di tepian dinding dan memandang kobaran api abadi saya pun merenung akan arti kehidupan. Betapa rapuh nya jiwa jiwa itu menghadapi angkara sangat pemenang.
Dari sini saya melangkah keluar dari lingkaran 12 tiang yang disebut sanctuary tadi dan melihat lagi menara setinggi 44 meter yang berbentuk anak panah terbuat dari batu granit menjulang tinggi ke angkasa.