Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

100 Ruble untuk Perancang Memorial yang Memilukan di Yerevan

30 Januari 2020   11:20 Diperbarui: 31 Januari 2020   02:02 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Armenian Genocide Memorial | Dokumentasi pribadi

Sebenarnya monumen ini adalah tujuan utama saya berkunjung ke Yerevan, ibu kota Armenia yang pernah menjadi salah satu Republik Soviet di Kaukasus. Namun karena senin lalu tutup, baru pada hari kelima di Armenia saya pun sempat bertandang ke sini. 

Letaknya agak sedikit menjauh dari pusat kota Yerevan dan berada di sebuah bukit di kawasan Tsitsernakaberd tidak jauh dari Yerevan Mall yang saya kunjungi malam sebelumnya. 

Dengan taksi online Yandex, saya kembali mengembara di kota Yerevan dan ongkosnya pun cukup dengan beberapa keping uang logam Dram. 

Matahari siang yang membakar terik disertai hembusan angin nan sejuk menyambut kedatangan saya di kompleks memorial dan museum paling kondang di Armenia. 

Dari kejauhan sudah terlihat sebuah tugu yang mirip anak panah menjulang. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Ada sebuah papan nama yang ditulis dalam bahasa Armenia, Inggris, Rusia, dan Perancis menceritakan sekilas mengenai memorial ini. 

Ini adalah Armenian Genocide Memorial yang sekilas cocok dengan gambaran saya akan monumen gaya Soviet yang dingin dan muram. Hampir sama dengan monumen yang pernah saya kunjungi di St Petersburg atau bahkan Minsk  di Belarus.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Saya menaiki beberapa anak tangga untuk menuju ke tugu tersebut, sementara di sebelah kiri terdapat sebuah dinding panjang yang disebut Memorial Wall. 

Sekilas mirip dengan dinding nama-nama pahlawan yang ada di Kalibata namun dalam ukuran kolosal karena dinding ini panjang nya sekitar 100 meter dan terbuat dari batu basal yang hitam dan anggun berwibawa. 

Suasana hening dan sepi di siang itu  hanya kami bertiga pengunjungnya dan di dinding itu diukir nama-nama yang saya tidak kenal seperti Armin Wegner, Hedvig Bull, Henry Morgenthau, Franz Werfel, Yohannes Lepsius, James Bryce, Anatol France, Jakomo Gorini, dan Benedict XV. 

Kemudian saya ketahui bahwa mereka adalah tokoh yang berani melawan pemerintahan Ottoman sewaktu peristiwa tragis Genosida Armenia pada 1915.

Di dinding ini pula dipahat nama-nama kota beserta estimasi jumlah penduduk yang menjadi korban peristiwa memilukan tersebut.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Sementara itu ada juga beberapa makam tokoh tokoh Armenia yang berderet rapih di tanah di dekat dinding.

Melewati Memorial Wall, kita sampai ke pusat monumen yang berbentuk lingkaran yang disebut dengan Memorial Sanctuary. Ada dua belas dinding yang terbuat dari batu basal yang miring ke dalam membentuk lingkaran. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Bentuk duabelas dinding miring ini melambangkan 'kachkar', yaitu batu dengan ukiran  salib besar khas Armenia. 

Ternyata alasan dinding ini dibuat miring adalah untuk mewakili rasa duka dan bekabung bagi siapa pun yang berkunjung ke memorial ini, 

Untuk masuk ke pusat monumen yang memiliki ketinggian sekitar satu setengah meter lebih rendah,  kita harus menuruni beberapa anak tangga yang curam. Rupanya memang sengaja dirancang demikian agar pengunjung menundukan kepala sebagai tanda hormat dan respek. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Di tengah monumen terdapat api abadi yang melambangkan jiwa dan sukma sekitar satu setengah juta korban genosida tersebut. 

Di sekitar api abadi itu ada deretan kuntum bunga yang dibawah Penziarah. Walau saya tidak membawa bunga biarlah hati dan kalbu kemanusiaan saya yang menemui arwah para korban.

Di tempat ini, sambil bersimpuh di tepian dinding dan memandang kobaran api abadi saya pun merenung akan arti kehidupan. Betapa rapuh nya jiwa jiwa itu menghadapi angkara sangat pemenang.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Tidak terasa, ada aliran tetes air mata mengalir di pipi, walau tidak ada ikatan persaudaraan antara saya dan korban kecuali ikatan kemanusiaan. 

Dari sini saya melangkah keluar dari lingkaran 12 tiang yang disebut sanctuary tadi dan melihat lagi menara setinggi 44 meter yang berbentuk anak panah terbuat dari batu granit menjulang tinggi ke angkasa.

Tugu ini melambangkan kebangkitan spiritual rakyat dan bangsa Armenia yang telah banyak menderita di bawah kekuasaan dinasti Ottoman. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Lalu kapan kah monumen ini dibangun? Berdasarkan brosur yang saya dapatkan di museum ternyata monumen ini memiliki sejarah yang panjang sejak Armenia masih menjadi salah satu republik Soviet. 

Dimulai sejak April 1965, ketika diadakan kompetisi di Armenia untuk rancangan monumen yang paling baik untuk memperingati jutaan korban genosida 1915.

Dari 69 peserta ternyata pemenangnya adalah Arthur Tarkhanyan dan Sashur Kalashyan. Keduanya diberi hadiah masing-masing 100 Ruble Soviet.  Mereka berdua lah yang kemudian memilih lokasi monumen di bukit ini. 

Pada 29 November 1967, upacara peresmian tugu yang bertepatan dengan ulang tahun ke 47 republik Soviet Armenia menjadi hari yang bersejarah di mana puluhan ribuan orang berkumpul di bukit Tsitsernakaberd untuk memperingati korban genosida. 

Sejak itu, setiap tanggal 24 April ribuan orang berziarah ke tempat ini, termasuk saya yang datang bukan di bulan April. 

Kunjungan ke bukit ini pun akan dilanjutkan dengan mampir ke museum yang dibangun kemudian setelah Armenia menjadi republik yang merdeka menyusul runtuhnya Uni Soviet. 

Dari tugu kebangkitan Armenia saya berjalan menuju museum sambil terus termenung dan menduga fakta apalagi yang akan saya temukan kemudian. 

Yerevan, akhir Juli 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun