Kami terus menuruni puluhan anak tangga lagi sehingga sampai di kedalaman sekitar 100 meter dari permukaan. Dinding gua dan juga langit-langit gua nampak kian indah dan menantang.
Sebenarnya kalau kita mau terus turun masih ada lah puluhan dan bahkan ratusan anak tangga untuk menuju kedalaman sekitar 300 meter dari permukaan.Â
Setelah sekitar 20 atau 30 menit di dalam perut gua rombongan kemudian memutuskan untuk naik dan kembali menghirup udara segar di permukaan sambil membawa teka-teki tentang misteri pertapa perempuan tadi.
Info ini sesuai dengan plang penunjuk arah yang menunjukan lokasi ketiga gua tersebut.
Tidak sampai 5 menit berjalan di lorong yang sebagian berdinding karang mirip dengan di Gua Sunyiragi di Cirebon, rombongan kami pun sampai di pintu Gua Simasigit.
Kembali ada papan berisi petunjuk bagi pengunjung yang sama persis dengan yang ada di depan Gua Simenteng.
"Gua ini kedalamannya sekitar 40 meter memanjang namun kedalamannya hanya sekitar 1, 5 meter saja," demikian keterangan Mas Edo lagi. Ternyata di depan pintu masuk juga ada papan yang menjelaskan tentang Gua Simasigit ini.
Jadi gua ini bolehlah disebut sebagai masjid dari alam ghaib dan karena itu gua ini disebut dengan nama yang khas yaitu Simasigit.
Bentuk pintu masuknya mirip dengan Gua Simenteng karena berbentuk kepala harimau. Yang membedakannya adalah di Gua Simasigit ini, mulut harimaunya tidak memiliki lidah melainan hanya gigi saja yang terlihat tajam.