Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Misteri Petapa dan Suara Azan di Gua Gudawang

17 Desember 2019   08:46 Diperbarui: 18 Desember 2019   10:01 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama kami tiba, azan lohor (zuhur) menggema dari sebuah masjid tidak jauh dari tempat ini. Kami sempatkan salat dulu sebelum memulai pengembaraan ke beberapa gua yang ada di kompleks Gua Gedawang ini.

dokpri
dokpri
Mas Edo, menemani perjalanan Koteka siang itu memulai kisah dengan cerita bahwa di kompleks Gua Gudawang ini sebenarnya ditemukan 12 buah gua. Namun hingga saat ini baru 3 gua yang dibuka untuk umum yaitu Gua Simenteng, Simasigit, dan Sipahang.

"Gua ini dinamakan Simenteng karena dulunya banyak ditemukan pohon Menteng," demikian jelas Mas Edo membuka cerita setelah komplotan Koteka sempat bergaya di depan pintu masuk Gua Simenteng yang berbentuk kepala harimau, 

dokpri
dokpri
Ternyata kepala harimau ini dibuat untuk melambangkan ciri khas Prabu Siliwangi yang memang selalu digambarkan bersama dengan harimau sebagai hewan kesayangannya.

Di depan pintu masuk ini terdapat papan bertuliskan peraturan yang harus diikuti pengunjung, di antaranya dilarang berkata tidak sopan ataupun mengotori kawasan gua.

Selain itu ada juga aturan bahwa pengunjung hanya boleh masuk dengan izin pemandu dan juga hanya diperbolehkan paling lama 30 menit berada di dalam gua dengan jumlah maksimal rombongan sebanyak 20 orang.

dokpri
dokpri
Kemudian Mas Edo menyalakan lampu yang ada di dalam gua dan satu persatu kita mulai menuruni puluhan anak tangga menuju ke perut gua. Pada tahap pertama kita sudah harus menuruni sekitar dua puluh lebih anak tangga yang sangat curam dan udara di dalamnya mulai terasa sedikit pengap karena agak sempit dan tertutup.

Terasa keringat mulai sedikit bercucuran, namun suasana sakral yang ada di dalam gua membuat kita semua tambah semangat menyusuri lorong dan relung di dalam gua.

dokpri
dokpri
Selain stalaktit dan stalagmit serta ratusan kelelawar yang bergelantungan secara terbalik, ternyata di dalam gua ini juga terdapat semacam altar berbentuk bulat.

"Altar ini kadang digunakan untuk bertapa," tambah Mas Edo lagi sambil menjelaskan bahwa Gua Gudawang selalu dibuka 24 jam dan sesekali digunakan untuk pengunjung yang datang untuk bertapa.

"Pada umumnya mereka bertapa selama satu hari satu malam tanpa makan dan minum, namun belum lama ini ada seorang petapa perempuan yang datang dari Sulawesi dan berdiam selama 7 hari 7 malam di dalam gua ini,” tukas Mas Edo sambil sesekali mengambil foto rombongan Koteka yang selalu ceria beraksi di depan kamera dan hp.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun