Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Salat Jumat dengan Khotbah Berbahasa Inggris di Masjid Mirip Kueh Pengantin di Doha

21 Oktober 2019   09:30 Diperbarui: 21 Oktober 2019   10:17 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan kembali membawa diri ini ke Doha, Qatar.  Semenjak Qatar memberikan fasilitas bebas visa maka banyak perjalanan yang dulu hanya transit di bandara berubah menjadi mampir  beberapa malam di ibukota negara yang sedang diboikot oleh negara -negara Arab di sekelilingnya ini.

Setiap kali main ke Doha, kawasan Souq Waqif merupakan tempat di pusat kota Doha yang wajib dikunjungi. Nah disinilah terdapat masjid Al Fanar yang sudah sering saya lihat dari  kejauhan namun belum sempat dikunjungi.

e98403dd-e5d2-4fa6-827f-15c2ad2d2b68-5dad14480d823060f264cbb4.jpeg
e98403dd-e5d2-4fa6-827f-15c2ad2d2b68-5dad14480d823060f264cbb4.jpeg
"Kali ini kita  salat Jumat di Al-Fanar", demikian kata saya kepada Azwar,  sobat lama yang selalu setia menjadi tuan rumah sekaligus pemandu dalam beberapa kali kunjungan ke Doha.

Maklum dalam kunjungan terakhir saya belum sempat salatJumat di masjid yang unik ini. Dengan taksi Karwa yang supirnya orang UK (United Kerala) kami berdua berangkat ke masjid Al Fanar. Ongkosnya hanya 10 Riyal karena jaraknya cukup dekat.

dokpri
dokpri
Sekitar 10 menit membela jalan-jalan di pusat kota Doha , akhirnya kami pun tiba di masjid.

Dari kejauhan bangunan majsid yang sangat unik ini sudah menarik. Begini menaranya yang mirip kueh pengantin menang membuatnya jadi ikon kota Doha.

Ketika sampai di lantai bawah masjid, barulah diketahui bahwa selain masjid tempat  ini juga berfungsi sebagai Islamic Centre dengan nama resmi "Sheikh Abdullah bin Zaid Al Mahmoud Islamic Cultural Centre".

dokpri
dokpri
Di beranda ini sudah cukup banyak jamaah dari berbagai bangsa terutama para pendatang dari anak benua India dan juga Afrika. 

"Marhaban bikum", demikian sebuah tulisan dalam Bahasa Arab berada pada  sebuah gambar dua tangan yang sedang bersalaman menghias dinding dengan latar belakang warna coklat bernuansa krem.

dokpri
dokpri
Di sekelilingnya bertebaran terjemahan kata dalam berbagai bahasa termasuk dalam bahasa Indoneisa yaitu "Selamat Datang". Hati pun menjadi tentram dan merasa damai di tempat ini.

Dari sini kami langsung naik ke lantai atas dan menuju ke ruang masjid .

Tidak ada yang istimewa dari ruang wudhu dan kemudian kami bergegas masuk ke ruang utama masjid yang cukup luas dan berbentuk hampir bujur sangkar .

dokpri
dokpri
Hamparan karpet warna merah  dengan garis saf warna kuning bertaut merah.  Ternyata jamaah masih cukup sepi dan kebanyakan bersender di tepian masjid.

Sambil menunggu waktu salat pandangan dilemparkan ke sekeliling. Masjid ini cukup megah namun sederhana. Sama sekali tidak ada hiasan atau bahkan kaligrafi.

Mihrab tampak cukup besar dengan dua tiang besar di kedua sisi dan mimbar kayu berukir berwarna coklat yang ada di de depannya. Di dinding masjid hanya ada sebuah jam yang menunjukan waktu salat serta deretan rak berisi kitab suci Alquran. Ruangan masjid juga mendapat penerangan alamiah dari dua susun jendela kaca berbentuk lengkungan khas masjid. 

dokpri
dokpri
Di bagian belakang terdapat lantai 2 ruang salat yang agak tertutup dan dikhususkan buat jemaah perempuan. Sebuah tripod yang lumayan tinggi dengan kamera otomatis sudah siap untuk merekam khotbah Jumat nanti.

Setelah menunggu sekitar 20 sampai 30 menit, salat pun dimulai dengan azan kedua . Jarak azan pertama dan kedua ternyata cukup lama yaitu hampir 45 menit karena ketika kami datang tadi azan pertama sudah dikumandangkan.

Hal menarik adalah khotbah di masjid ini dilakukan dalam bahasa Inggris dan menurut sobat saya sering juga mengundang tokoh dan ulama terkenal dari luar Qatar.

Sebenarnya di Qatar ada peraturan bahwa semua khotbah di masjid harus dalam bahasa Arab. Dan hanya di masjid Al Fanar ini diperbolehkan khotbah dalam bahasa Inggris mengingat kebanyakan jamaah merupakan pendatang dan juga turis yang sedang mampir ke Doha.

dokpri
dokpri
Selepas salat Jumat, kami sempatkan bertandang ke Islamic Cultural Centre yang juga ternyata memberikan kursus bahasa Arab untuk orang asing. Di tempat ini juga ada semacam galeri dimana dipamerkan maket Islamic cultural Centre yang memiliki arsitektur yang unik berbentuk kueh pengantin.

dokpri
dokpri
Selain itu ada juga penjelasan singkat tentang agama Islam dan para Nabi dari Nuh, Ibrahim, Musa, hingga Isa dan Muhammad.

Penjelasan tersebut dalam bahasa Inggris dan menurut cerita di masjid ini juga sering terjadi banyak orang pendatang  dan bahkan turis yang menjadi muallaf.

c604caf5-f2bc-42ea-b1e8-ffae4bcb4ac1-5dad18210d8230611c49c752.jpeg
c604caf5-f2bc-42ea-b1e8-ffae4bcb4ac1-5dad18210d8230611c49c752.jpeg

Setelah puas melihat-lihat situasi dalam gedung yang unik ini kamipun segera beranjak keluar, menikmati keindahan bangunan dari kejauhan di bawah teriknya mentari kota Doha.

Doha. Akhir Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun