Perjalanan kembali membawa diri ini ke Doha, Qatar.  Semenjak Qatar memberikan fasilitas bebas visa maka banyak perjalanan yang dulu hanya transit di bandara berubah menjadi mampir  beberapa malam di ibukota negara yang sedang diboikot oleh negara -negara Arab di sekelilingnya ini.
Setiap kali main ke Doha, kawasan Souq Waqif merupakan tempat di pusat kota Doha yang wajib dikunjungi. Nah disinilah terdapat masjid Al Fanar yang sudah sering saya lihat dari  kejauhan namun belum sempat dikunjungi.
Maklum dalam kunjungan terakhir saya belum sempat salatJumat di masjid yang unik ini. Dengan taksi Karwa yang supirnya orang UK (United Kerala) kami berdua berangkat ke masjid Al Fanar. Ongkosnya hanya 10 Riyal karena jaraknya cukup dekat.
Dari kejauhan bangunan majsid yang sangat unik ini sudah menarik. Begini menaranya yang mirip kueh pengantin menang membuatnya jadi ikon kota Doha.
Ketika sampai di lantai bawah masjid, barulah diketahui bahwa selain masjid tempat  ini juga berfungsi sebagai Islamic Centre dengan nama resmi "Sheikh Abdullah bin Zaid Al Mahmoud Islamic Cultural Centre".
"Marhaban bikum", demikian sebuah tulisan dalam Bahasa Arab berada pada  sebuah gambar dua tangan yang sedang bersalaman menghias dinding dengan latar belakang warna coklat bernuansa krem.
Dari sini kami langsung naik ke lantai atas dan menuju ke ruang masjid .
Tidak ada yang istimewa dari ruang wudhu dan kemudian kami bergegas masuk ke ruang utama masjid yang cukup luas dan berbentuk hampir bujur sangkar .
Sambil menunggu waktu salat pandangan dilemparkan ke sekeliling. Masjid ini cukup megah namun sederhana. Sama sekali tidak ada hiasan atau bahkan kaligrafi.
Mihrab tampak cukup besar dengan dua tiang besar di kedua sisi dan mimbar kayu berukir berwarna coklat yang ada di de depannya. Di dinding masjid hanya ada sebuah jam yang menunjukan waktu salat serta deretan rak berisi kitab suci Alquran. Ruangan masjid juga mendapat penerangan alamiah dari dua susun jendela kaca berbentuk lengkungan khas masjid.Â
Setelah menunggu sekitar 20 sampai 30 menit, salat pun dimulai dengan azan kedua . Jarak azan pertama dan kedua ternyata cukup lama yaitu hampir 45 menit karena ketika kami datang tadi azan pertama sudah dikumandangkan.
Hal menarik adalah khotbah di masjid ini dilakukan dalam bahasa Inggris dan menurut sobat saya sering juga mengundang tokoh dan ulama terkenal dari luar Qatar.
Sebenarnya di Qatar ada peraturan bahwa semua khotbah di masjid harus dalam bahasa Arab. Dan hanya di masjid Al Fanar ini diperbolehkan khotbah dalam bahasa Inggris mengingat kebanyakan jamaah merupakan pendatang dan juga turis yang sedang mampir ke Doha.
Penjelasan tersebut dalam bahasa Inggris dan menurut cerita di masjid ini juga sering terjadi banyak orang pendatang  dan bahkan turis yang menjadi muallaf.
Setelah puas melihat-lihat situasi dalam gedung yang unik ini kamipun segera beranjak keluar, menikmati keindahan bangunan dari kejauhan di bawah teriknya mentari kota Doha.
Doha. Akhir Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H