Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Seri Nostalgia: Buku Besar Imigrasi Hongkong

8 Juli 2019   22:26 Diperbarui: 8 Juli 2019   22:36 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan pesawat Cathay Pacific Boeing 747-200,nomer penerangan CX710 , saya pun terbang menuju Hongkong bersama beberapa rekan. Penerbangan ke Hongkong memakan waktu sekitar 6 jam karena harus transit sekitar 1 jam di Singapura.

Sebelum mendarat di Bandara Kai Tak di Hongkong seperti biasa kita harus mengisi formulir imigrasi dengan data pribadi termasuk alamat di Hongkong.

Bandara Kaitak sendiri pada 1980-an merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia yang sudah melebihi kapasitas.  Selain itu mendarat di Kaitak selalu mengasyikan sekaligus paling mendebarkan. Maklum selain di tepi pantai Kowloon Bay, Bandara Kaitak juga terletak di jantung Kowloon yang dipenuhi dengan gedung-gedung apartemen mencakar langit. Setiap kali mau mendarat pesawat kita seakan-akan mau menabrak geudng-gedung tersebut. Belum lagi Hongkongjuga  terkenal dengan taifunnya yang sangat garang.

Kebetulan tempat menginap kita di Hongkong adalah sebuah hotel yang ketika itu bernama Regal Meridian Airport Hotel yang letaknya persis di seberang terminak dan dihubungkan dengan jembatan penyebrangan langsung yang nyaman karena memeiliki travelator.

dok. pribadi
dok. pribadi
Hotel ini belakangan berubah nama menjadi Regal Airport Hotel saja dan ketika Bandara Kaitak sudah ditutup Hotel kini berubah nama menjadi Regal Oriental Hotel, Letaknya di Kowloon City yang pada saat itu menjadi daerah kawasan kumuh yang mengerikan dan terkenal sebagai markas Triad di Hongkong.

Antrian imigrasi di Hongkong tidak pernah sepi dengan penumpang. Dan pertanyaan yang diajukan pun singkat seperti berapa lama akan tinggal dan tujuan ke Hongkong. Sekali-kali ditanyakan juga tiket pulang.

Yang menarik adalah setiap kali masuk ke Hongkong, petugas imigrasi akan membuka sebuah buku tebal berisi daftar nama orang-orang yang masuk dalam black list. Dengan cepat dia mencocokan nama dan membalik-balik lembar buku tebal tersebut.  Sama sekali tidak ada basa basi atau senyum. Bila nama kita tidak ada dalam daftar , paspor pun kemudian dicap dan kita pun bebas melangkah masuk ke Hongkong.

Dimulailah pengembaraan ke dunia yang selama ini hanya ada di layar perak. Wilayah Hongkong yang terbagi dalam Semenanjung Kowloon, Pulau Hongkong dan New Territories. Kebetulan hotel tempat kami menginap dan tujuan pertama jalan-jalan kita ada di Semenanjung Kowloon yang dalam bahasa setempat berarti semibilan naga.

dok. pribadi
dok. pribadi
Tsim Sha Tsui atau lebih kondang disingkat TST merupakan pusat denyut nadi kehidupan komersial dan hiburan di Hongkong. Dari hotel di Kowloon City, saya naik shuttle bus menuju TST, atau tepatnya di dekat pintu masuk stasiun MRT Tsin Sha Tsui yang berada di belakang Hotel Peninsula.

Pemandangan baru yang mengesankan adalah deretan apartemen yang menjulang, jalan-jalan sempit yang ramai dan juga jalan layang yang saling berlomba dengan gedung-gedung yang angkuh.

Namun, hari pertama di Hongkong memang sangat berkesan. Lampu-lampu neon dengan huruf kanji yang berwarna-wanri bisa membiaus kita sehingga kehilangan orientasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun